Ratusan Imigran Rohingya Melarikan Diri dari Lokasi Penampungan di Aceh

Selasa, 12 Januari 2021 – 21:39 WIB
Pengungsi Rohingya di Aceh. ANTARA/Rahmad

jpnn.com, LHOKSEUMAWE - Sebanyak 249 imigran Rohingya dilaporkan melarikan diri dari tempat penampungan di Balai Latihan Kerja (BLK) Desa Meunasah Mee Kandang, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe, Aceh.

Menurut petugas informasi umum Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi Mitra Suryono, ratusan pengungsi itu sudah berada di penampungan tersebut sejak pertengahan Juni 2020.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Pantau Pengungsi Gunung Merapi

Mitra Suryono menjelaskan bahwa mereka bersama tim di lapangan terus menghitung jumlah pengungsi Rohingya secara rutin.

"Tim kami di lapangan menghitung secara rutin dan terakhir pada 8 Januari lalu. Pada saat itu terhitung jumlah pengungsi Rohingya sebanyak 103," kata Suryono dihubungi dari Lhokseumawe, Selasa (12/1).

BACA JUGA: Ferdinand Merasa Prediksinya Tepat soal Kasus Habib Rizieq

Sebelumnya sebanyak 99 imigran etnis Rohingya asal Myanmar, mendarat di Pantai Lancok, Lhokseumawe pada 25 Juni 2020.

Kemudian, pada 27 September 2020 kembali mendarat sebanyak 297 imigran Rohingya di Pantai Ujong Blang.

BACA JUGA: Habib Rizieq Kalah Praperadilan, Kombes Hengki Langsung Beri Pernyataan Tegas

Jumlah keseluruhan imigran Rohingya yang ditampung di BLK di Desa Meunasah Mee Kandang, Kecamatan Muara Dua itu sebanyak 396 orang.

Namun, jumlahnya berkurang jadi 352 setelah beberapa dari mereka kabur dari penampungan. Selanjutnya Pemerintah Kota Lhokseumawe menyerahkan imigran itu kepada UNHCR.

Setelah serah terima kepada UNHCR pada 4 Desember 2020, ada 249 pengungsi di BLK Lhokseumawe melarikan diri, sehingga saat ini hanya tersisa 103 orang.

Suryono menyebutkan, pengungsi Rohingya adalah orang-orang yang meninggalkan negaranya menghindari penganiayaan. Mereka terdiri anak-anak, wanita dan pria.

"Pengungsi Rohingya adalah etnis minoritas yang paling teraniaya di dunia. Banyak di antara mereka berupaya mencari masa depan lebih baik bagi dirinya dan keluarga mereka," jelasnya.

Saat ini tim UNHCR terus berupaya meningkatkan kesadaran para imigran akan bahaya dan risiko dari aktivitas penyelundupan dan perdagangan manusia.

"Upaya ini untuk mencegah mereka kabur dari penampungan. Selain itu, kami juga memiliki tim penjaga yang menangani keamanan di lokasi tinggal para pengungsi," tambahnya.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler