jpnn.com - BANDUNG - Sebanyak 500 ekor itik yang berusia 17 hari mati mendadak di Kampung Menje RT 01/RW 14 Desa./Kec. Solokanjeruk, Kabupaten Bandung. Kondisi tersebut terjadi sejak 2 Mei hingga Kamis (8/5).
Yaya Sukarya (33)pemilik itik, warga Kampung Menje RT 01/RW 14 Desa./Kec. Solokanjeruk, kepada wartawan menjelaskan sejumlah itiknya sekarat. "Anak itik dalam proses pembesaran itu awalnya dibeli dari peternak di Tasikmalaya saat berusia sehari," katanya.
BACA JUGA: Biro Perjalanan Tetap Berangkatkan Jamaah Umrah
Ratusan itik itu, lanjutnya, mati secara bertahap satu persatu. Hal tersebut diduga akibat virus vetelo. Ya mengalami kerugian jutaan rupiah.
Petugas Medis Dinas Peternakan Kab. Bandung, Yayat Suratman mengatakan, kematian ratusan itik secara mendadak, meski matinya secara bertahap itu diduga akibat virus ND. "Diduga bukan disebabkan virus flu burung," jelasnya.
BACA JUGA: Pasien Suspect MERS Bertambah
Menurut Yayat, virus Newcastle Disease (ND) juga di kenal dengan sampar ayam atau Tetelo. Yaitu penyakit yang disebabkan oleh Newcastle Disease Virus dari golongan Paramyxovirus.
Virus ini biasanya berbentuk bola, meski tidak selalu (pleomorf) dengan diameter 100-300 nm. Genome virus ND ini adalah suatu rantai tunggal RNA.
BACA JUGA: Ditabrak Feri, Kapal Nelayan Tenggelam
"Virus ini menyerang alat pernapasan, susunan jaringan syaraf, serta alat-alat reproduksi telur dan menyebar dengan cepat serta menular pada banyak spesies unggas yang bersifat akut, epidemik (mewabah) dan sangat pathogen," jelasnya.
Dia mengatakan, jika satu itik terkena virus ND, dengan mudah menular ke itik lainnya. "Itik yang mati akibat virus ND, bisa dibakar atau dikubur," katanya.
Matinya ratusan itik secara mendadak itu menjadi perhatian warga setempat. Aparat RT, RW, desa dan BPD juga turun ke lokasi kejadian. Selain itu, petugas Dinas Peternakan Kabupaten Bandung juga turut memeriksa lokasi kejadian.(gun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Hari, Seorang Lansia Terjebak di Gorong-gorong
Redaktur : Tim Redaksi