jpnn.com - JAKARTA - Terpisahnya jamaah haji Indonesia dari rombongan masih menjadi persoalan hingga sekarang. Selama sepekan ini, sudah ratusan jamaah haji Indonesia yang dilaporkan nyasar dan kesulitan kembali ke rombongan atau pemondokan.Beruntungnya, mereka semua berhasil kembali dengan selamat.
Situasi ini dibenarkan oleh Sekretris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag) Nur Syam kemarin. Ia mengatakan, fenomena nyasar-nya para jamaah ini akan sulit untuk dihapuskan.
BACA JUGA: Delapan Jenazah WNI Korban MH17 Teridentifikasi
Sebab, sebagian besar dari jamaah haji Indonesia adalah para lansia, yang berumur diatas 80 tahun.
BACA JUGA: Jokowi Janji Perjuangkan Pilkada Langsung
Pihak Kemenag sendiri telah mengantisipasi kondisi ini. Mulai dari pemberian gelang jamaah, identitas untuk selalu dibawa, hingga seragam yang berbeda dari jamaah haji negara lain.
"Tapi tetap saja susah untuk dihindarkan. Mereka sudah tua, susah mengingat. Meski, kita memiliki seragam sendiri yang bisa untuk pembeda. Terlebih, suasana di sana kan sangat padat," ujarnya.
BACA JUGA: Dalami Penggabungan Tol Laut dan Pendulum Nusantara
Karenanya, selama di tanah suci, pihaknya pun telah menyiapkan tim buser yang siap menyisir para jamaah haji Indonesia yang terpisah. Mereka dikerahkan pada jam-jam penting saat jamaah usai melakukan ibadah. Hal itu merujuk pada seringnya jamaah hilang tiap kali rangkaian ibadah dilakukan.
Diakuinya, program ini memang kurang akurat. Sebab, jumlah petugas tidak mumpuni untuk mengawasi 168 ribu jamaah haji Indonesia. Oleh sebab itu, pihaknya telah memiliki rencana untuk membekali setiap jamaah haji dengan Global Positioning System (GPS).
"Rencananya, akan kita pasang di gelang. Sehingga akan mudah memonitor seluruh jamaah kita. Kalau ada yang terpisah bisa langsung dituju. Ini juga akan memperingan tugas para petugas haji," jelasnya.
Saat ini sendiri, 24.437 orang jamaah haji Indonesia telah berada di tanah suci. Angka ini terus bertambah seiring kedatangan jamaah dari tanah air. Sementara, untuk suasana di Madinah terpantau lebih baik.
Pasalnya, suhu udara mulai turun dari mencapai kisaran 36 derajat celcius dari 45 derajat celcius. Kendati demikian, kelembapan udara masih cukup rendah. "Sehingga kita himbau untuk banyak minum, kemudian sedia handuk basah. Jaga kesehatan," pesan mantan Dirjen Pendidikan Agama Islam Kemenag itu.
Di samping fokus mengurus jamaah haji di Saudi, pihak Kemenag juga tengah bekerja untuk menyelesaikan Rancangan Undang-undang (RUU) pengelolaan keuangan haji bersama dengan DPR.
Nur Syam mengatakan, progress RUU ini telah berjalan dengan baik. Beberapa Daftar Infentaris Masalah (DIM) antara pemerintah dan DPR telah menemukan titik temu. "Target kita akhir September akan selesai. Dalam sehari rapat kemarin, dari 44 DIM sudah 15 yang terselesaikan (sepakat),"jelasnya.
Mantan Rektor IAIN Sunan Ampel itu menjelaskan, ada beberapa poin penting yang ada dalam RUU tersebut. Pertama, adanya badan tersendiri yang akan mengurus pengelolaan keuangan haji. Mulai dari setoran awal hingga investasi dana haji nanti.
Kedua, setoran awal jamaah haji tidak akan lagi disetorkan ke rekening Menteri Agama. Tapi, langsung ke rekening badan pengelola keuangan haji ini.
"Setiap jamaah akan punya tabungan sendiri. Dengan begitu Jamaah akan mengetahui nilai manfaat dari dana yang dia setorkan. Tidak akan ada lagi setoran ke rekening Menteri Agama," urainya. (mia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana Operasional Jero Rp 120 Juta per Bulan
Redaktur : Tim Redaksi