Ratusan Pelajar di Jawa Barat Antusias Ikuti Gerakan Siswa Sadar Stunting

Senin, 29 Agustus 2022 – 22:18 WIB
Ratusan pelajar SMA di Jawa Barat antusias mengikuti Gerakan Siswa Sadar Stunting. Foto: dok. HaloPuan

jpnn.com, BANDUNG - Lembaga sosial Puan Maharani makin gencar mengampanyekan Gerakan Melawan Stunting kepada masyarakat.

Setelah 28 kali menggerakkan kaum ibu, HaloPuan mulai mengajak pelajar SMA untuk sadar stunting.

BACA JUGA: IpeKB Gandeng HaloPuan Sosialisasikan Manfaat Daun Kelor

Kegiatan di SMK Terpadu Ad-Dimyati ini menggandeng Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Jawa Barat.

"Ini kali pertama peserta kami seluruhnya pelajar sekolah menengah atas," kata Poppy Astari, Koordinator HaloPuan dalam keterangannya, Senin (29/8).

BACA JUGA: Lawan Stunting, Garut Gunakan Bubuk Daun Kelor HaloPuan

SMK Terpadu Ad-Dimyati merupakan bagian dari Yayasan Pondok Pesantren Sirnamiskin, salah satu institusi pendidikan pertama dan terbesar milik komunitas nahdliyin di Kota Bandung.

Kegiatan bertajuk Siswa Sadar Stunting ini diikuti oleh sekitar 327 siswa SMK mulai dari kelas 10 sampai kelas 12.

BACA JUGA: HaloPuan Ajak Masyarakat Garut Melawan Stunting dengan Cara Ini

Mereka memperoleh pengetahuan tentang bagaimana menjaga kesehatan reproduksi dan mengonsumsi gizi seimbang serta bahaya stunting.

Para peserta juga menyimak informasi tentang manfaat super bubuk daun kelor dalam meningkatkan keseimbangan gizi.

Menurut Poppy, penyuluhan penanggulangan stunting di kalangan pelajar menengah-atas sangat diperlukan.

Sebab, salah satu penyebab masih tingginya angka stunting (sekitar 24,4%) di Indonesia antara lain adalah masih kurangnya asupan gizi di kalangan remaja, khususnya remaja putri.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan 32% remaja putri di Indonesia masih mengalami kekurangan energi kronik.

Faktor lainnya adalah pernikahan di usia muda sehingga terjadi kehamilan di bawah usia 21 tahun.

Data menunjukkan 46% kehamilan pertama di Indonesia terjadi pada perempuan di bawah usia 21 tahun, padahal tenaga dan ahli kesehatan menyarankan usia pernikahan ideal bagi perempuan di atas 21 tahun.

"Oleh karena itu, kami menganggap penyuluhan ini penting untuk diberikan kepada adik-adik pelajar dan santri agar sejak dini mereka bisa memperbaiki asupan gizi mereka dan mempersiapkan diri mereka untuk pernikahan dan kehamilan secara lebih baik,” ujar Poppy.

Dalam kegiatan untuk pelajar ini, HaloPuan dan LKNU melakukan pendekatan yang sedikit berbeda. Siswa SMK Terpadu Ad-Dimyati diberi ruang untuk tampil.

Mereka antara lain menampilkan drumband yang mengiringi qasidah “Ya Lal Wathon” dan kabaret, atau drama yang dipadukan dengan musik, nyanyian, dan tarian.

Selain itu, HaloPuan beberapa hari sebelumnya mengadakan lomba baca puisi melalui akun Instagram.

Pemenang pertama, yakni Luthfiah Az-Zahra, kemudian tampil membacakan puisi bertema masa depan bangsa bergantung kepada generasi yang bebas stunting. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler