jpnn.com - PALU – Sekitar 200 petugas pengangkut sampah melakukan aksi anarkis di Kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Palu yang berada di Jalan Kakatua, Kelurahan Tanamodindi, Kecamatan Mantikulore, Selasa (13/12), sekitar pukul 14.30 Wita.
Mereka merusak sejumlah fasilitas kantor dan memecahkan kaca jendela di bagian luar maupun dalam.
BACA JUGA: Sikapi Insiden Berdarah di Sabu, DPRD NTT Gelar Rapat Lintas Fraksi
Informasi yang dihimpun Radar Sulteng (Jawa POs Group) di lokasi kejadian, pengrusakan kantor dipicu oleh keterlambatan pihak dinas membayar gaji atau upah buruh angkut sampah.
Sehingga amarah mereka pun tidak bisa dibendung. Mereka melampiaskan dengan merusak fasilitas kantor.
BACA JUGA: Sudah Jadi Desainer Artis, Lupa Diri, Istri Mengaku Jablai
Beruntung, tidak ada pegawai DKP menjadi korban. Akan tetapi kerugian material di salah satu kantor SKPD tersebut ditaksir mencapai jutaan rupiah.
Fasilitas kantor yang dirusak antara lain kursi dan meja, komputer, lemari, jendela kaca, pintu pagar halaman, serta papan nama kantor.
BACA JUGA: Tolong Jangan Paksa Karyawan Pakai Atribut Natal
Bahkan kaca jendela menuju ruangan Kepala DKP Andi Sumardi dan Sekretaris DKP Abd Rahman Intang, juga hancur berserakan di lantai.
Salah seorang buruh pengangkut sampah mengatakan, insiden tersebut berawal dari penyampaian oknum dinas yang menyatakan bahwa gaji mereka belum bisa dibayarkan hari itu. Padahal, gaji seluruh sopir-sopir angkutan sampah telah dibayarkan.
Mirisnya lagi, kata buruh yang menolak disebut namanya, gaji yang akan dibayarkan rencananya tidak full.
Hanya sebagian saja dikasih, sedangkan sebagiannya lagi belum bisa diberikan. Ratusan buruh yang mendengar informasi itu, langsung tersulut emosi dan mengamuk.
Mereka melampiaskan kekesalan dengan merusak dan melempari kantor DKP dengan batu.
“Tidak ada yang provokasi kami. Ini murni kemauan bersama. Ini persoalan isi perut. Kenapa hak kami digantung-gantung seperti ini,” ujar salah seorang buruh dengan nada tinggi saat dicegat Radar Sulteng ketika hendak meninggalkan kantor DKP.
Sekretaris DKP Palu, Abd Rahman Intang yang dikonfirmasi usai kejadian, mengaku bahwa insiden pengurusakan kantor yang dilakukan buruh pengangkut sampah, saat proses pembayaran gaji sedang berlangsung.
Sebenarnya kata Intang, tidak ada maksud atau niat kalau gaji mereka tidak dibayarkan. Malah dirinya telah menyampaikan kepada bendahara agar semua gaji buruh maupun sopir mobil sampah, dibayarkan Selasa (13/12).
Hanya saja, pada saat pembayaran gaji sopir sampah, tiba-tiba saja bendahara kehabisan uang kecil. Dari situ awal mula masalahnya sehingga kondisi jadi memanas.
“Bendahara tadi bilang, itu juga (kehabisan uang kecil) sudah dia sampaikan kepada para buruh,” beber Intang soal hasil konfirmasinya kepada bendahara bernama Irma.
Bahkan, pembayaran gaji ratusan buruh pada bulan Desember ini, telah diberlakukan sistem sidik jari. Sehingga tidak ada lagi buruh yang mencurigai ada penyimpangan yang dilakukan oleh para sopir maupun dinas.
“Dulu setiap kali buruh terima gaji, harus terima melalui sopirnya. Sistem itu tidak tepat, karena banyak buruh yang komplain gaji mereka banyak yang dipotong sopir. Makanya sekarang, sudah menggunakan sistem sidik jari. Ini hanya persoalan proses saja yang sedikit lambat. Gaji mereka semuanya tetap dibayarkan,”tegas sekretaris DKP.
Intang melanjutkan, dirinya menduga insiden itu terjadi karena adanya provokator, yang sengaja memanas-manasi suasana. Sehingga menimbulkan emosi yang berujung pengrusakan fasilitas kantor.
“Saya meminta kepada semua sopir maupun buruh, untuk ke depannya berpikir jernih sebelum mengambil tindakan,” pesan Intang kepada sopir dan buruh sampah.
Terkait siapa provokator di balik insiden tersebut, Intang menuturkan akan berkoordinasi dulu dengan Kadis DKP Andi Sumardi untuk proses selanjutnya.
“Masalah ini menunggu petunjuk dari kadis, bagaimana nanti tindakan dinas terkait kasus pengrusakan kantor,” kata Intang. (mul/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Sampai Gejolak Meluas
Redaktur : Tim Redaksi