Ratusan Penyu Terdampar di Kawasan Eks Lokalisasi

Sabtu, 28 Mei 2011 – 22:37 WIB

BANDARLAMPUNG – Ratusan ekor tukik (anak) penyu sisik (eretmochelys imbricata) terdampar di Pantai Teluk Harapan, Panjang SelatanSayang, hanya 25 ekor tukik yang mampu diselamatkan dan ditangkar pada tempat penangkaran sementara di Kelompok Nelayan Bahari Mandiri Teluk Harapan, yang berada di Jalan Selat Malaka 3

BACA JUGA: Flu Burung Serang Madina

No.52, Panjang Selatan.

Untuk diketahui, penyu sisik (Eretmochelys imbricata) adalah jenis penyu yang terancam punah, yang termasuk ke dalam famili Cheloniidae
Ia adalah satu-satunya spesies dalam genusnya

BACA JUGA: Divonis Bebas, Eks Wawako Medan Sujud

Spesies ini memiliki distribusi di seluruh dunia, dengan dua subspesies di Atlantik dan Pasifik
E

BACA JUGA: Pasangan Bonaran Segera Disidang

Imbricata Imbricata adalah subspesies di AtlantikSedangkan EBissa Imbricata adalah subspesies di wilayah Indo-Pasifik

Buyung Ridwan, Comunity Organizer LSM Mitra Bentala untuk wilayah Panjang mengatakan, ratusan ekor tukik penyu sisik tersebut terbawa arus angin barat serta tumpukan sampah dari laut Teluk Lampung sehingga terdampar di kawasan eks lokalisasi itu.

’’Sebenarnya sudah terdampar sejak pekan lalu, tetapi banyak dari tukik-tukik itu mati terkena limbah atau ditangkap lalu kemudian dijual, sehingga sedikit yang berhasil diselamatkan,’’ jelas Buyung, seperti diberitakan Radar Lampung (Grup JPNN).

Ketua Kelompok Nelayan Bahari Mandiri Teluk Harapan Herman Nasir menambahkan, setiap tahun, terlebih di bulan Juni sampai Agustus, ratusan ekor tukik penyu sisik banyak terhayut ke pantai tersebut.  ’’Mereka terbawa arusMungkin asalnya dari sekitar Pulau Legundi, Pulau Tegal atau pulau lainnya,’’ kata Herman Nasir.

Ke-25 ekor tukik yang berhasil diselamatkan itu, tambahnya, juga diperoleh dengan membeli setiap satu ekor tukik seharga Rp5 ribu dari warga yang menangkap di tepi pantai’’Tetapi karena keuangan kelompok nelayan kami terbatas, kami hanya bisa mengamankan 25 ekor,’’ ungkapnya.

Menurut Herman, setelah diperoleh, tukik-tukik penyu sisik yang termasuk jenis satwa yang dilindungi itu kemudian ditangkar di penangkaran sementara’’Tukik-tukik ini memang harus ditangkar terlebih dahulu hingga agak besar selama empat sampai enam bulanKalau tidak, mereka akan terbawa arus lagi ke pantai,’’ jelasnya.

Herman mengatakan, setiap tahun tukik-tukik itu sering terdampar di Pantai Teluk Harapan dan jumlahnya mencapai ratusan’’Sebenarnya dulu kami sudah sering menangkar tukik penyu sisik hingga besar lalu kami jualTetapi sekarang kami sadar  kalau penyu itu hewan yang dilindungiNamun, kami terganjal kendala tempat penangkaran yang masih bersifat seadanya,’’ tururnya.

Buyung Ridwan menambahkan, sosialisasi kepada nelayan sangat penting untuk membantu melestarikan serta menyelamatkan penyu yang merupakan satwa dilindungi dalam Undang-undang No5 tahun 2009 Tentang Ekosistem Sumber Daya Alam Hayati

’’Kami hanya berupaya, semampu yang kami bisa, kedepan jangan ada lagi eksploitasi serta penangkapan penyuTapi tolong aparat dan instansi terkait juga bertindak,’’ tukasnya

Mugiadi Wibowo, warga setempat menuturkan, kemungkinan besar, habit penyu-penyu tersebut berasal dari dataran Gunung Krakatau, Pulau Legundi dan beberapa pulau kecil lainnya yang tidak terjamah oleh aktivitas manusia’’Satu tahun bisa tiga kali mereka hijrah dari habitatnya, jumlahnya ratusan bahkan bisa ribuanSempat pula kami temukan penyu dengan berat 200 kg,’’ ujar Mugiadi di kediamannya

Meski tingkat kejahatan penyelundupan penyu cukup tinggi, namun sambung dia, warga Panjang Selatan, takut untuk menjual hewan ini’’Dagingnya memang enak tapi, harganya pun bervariatif, tergantung dari ukurannyaTapi dengan adanya larangan, masyarakat takut untuk memelihara apalagi mengkonsumsinya,’’ ungkap Mugiadi(ful/niz)

BACA ARTIKEL LAINNYA... STPI Curug Tambah 18 Pesawat Latih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler