jpnn.com - TEGAL – Pemerintahan Kota Tegal terus diguncang. Setiap hari, ratusan pegawai negeri sipil (PNS) yang tergabung dalam Korpri selalu demo dengan melakukan aksi orasi. Seperti yang terjadi Senin (27/4), selain para PNS, pensiunan PNS, para tokoh muda, dan beberapa seniman yang berada di Kota Tegal juga ikut berunjukrasa.
Dalam aksi itu, anggota Korpri Herviyanto yang di-nonjob-kan sebagai sekretaris KPU itu menyampaikan bahwa aksi mogok kerja di kalangan PNS Kota Tegal tidak sepenuhnya dilakukan semua staf yang bertugas dalam SKPD pelayanan publik.
BACA JUGA: Kasihan...Kades Belum Terima Gaji Selama 4 Bulan
”Para peserta aksi orasi yang hadir ini berasal dari sejumlah staf SKPD yang sudah merasakan adanya kesalahan dalam tata kelola administrasi pemerintahan Kota Tegal saat ini,” tegasnya.
Dia menegaskan, setiap aksi orasi dan perjuangan yang dilakukan, sebenarnya bukan berawal dari keinginan PNS untuk melakukan mogok kerja dan menentang pemerintah. Namun, dengan kondisi dan sistem pemerintahan yang tidak sesuai aturan, justru memaksa dirinya melakukan aksi orasi serta pernyataan sikap Korpri.
BACA JUGA: Pamit Ngaji di Masjid, Remaja 14 Tahun Tewas Dikeroyok
”Ini sebagai bentuk perjuangan dalam mewujudkan birokrasi pemerintahan yang bersih dan berwibawa di Kota Tegal,” jelasnya.
Sementara itu, Suherti, pensiunan PNS atau mantan staf Kecamatan Tegal Timur mengatakan, selama menjalankan tugas sebagai abdi negara di bawah kepemimpinan enam wali kota, dia mengaku tidak pernah ada permasalahan antara wali kota dengan Korpri.
BACA JUGA: Kerabat Terdakwa Kantongi Bukti Oknum Jaksa Terima Sogokan Rp 175 Juta
Bahkan menurut dia, dengan adanya penjatuhan sanksi non job terhadap pejabat yang memiliki potensi lebih berkembang dan memulai karir dari bawah merupakan hal miris. Sebab, terjadi di tengah gejolak dan dinamika pemerintahan Kota Tegal yang sedang berjalan.
”Sejak saya bertugas dan merasakan pergantian wali kota hingga enam kali, baru kali ini saya merasa miris dengan perjuangan anggota Korpri yang justru harus berhadapan dengan wali kota dan berujung pada sanksi non job,” ungkapnya.
Sebagai pensiunan PNS, dirinya hanya bisa berpesan agar semua anggota Korpri harus tetap bersatu untuk mewujudkan birokrasi pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Hal senada juga diungkapkan Jaelani, tokoh pemuda Muhammadiyah yang turut mendukung pernyataan sikap Korpri. Dalam orasinya, dia terus berpesan kepada semua pejuang anggota Korpri agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap segala kemungkinan yang bisa saja terjadi.
Sebab menurut dia, dengan sejumlah rentetan peristiwa, baik intimidasi dan teror yang dialami aktivis mahasiswa, PNS, serta para pihak pendukung pernyataan sikap, Korpri untuk tetap tegas dan berani menghadapi segala ancaman.
”Untuk memperjuangkan kebenaran memang tidak mudah, karena akan selalu ada kejahatan yang menjegal setiap usaha dan langkah perjuangan termasuk Korpri saat ini,” ungkapnya.
Karena itu, lanjut dia, diharapkan selalu ada semangat bersatu dalam menyampaikan pernyataan sikap dalam menghadapi ketidakberesan yang terjadi dalam sistem birokrasi.
Sebab pada akhirnya, semua pihak yang memiliki hati nurani akan tetap mendukung tegaknya kebenaran termasuk mewujudkan pemerintahan Kota tegal yang bersih dan berwibawa.(syf/fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dorong Moratorium Hotel di Kota Cirebon
Redaktur : Tim Redaksi