PALEMBANG – Dari total 516 sekolah swasta yang ada di Kota Palembang, 60 persen atau sekitar 310 di antaranya terancam kolaps (tutup)Penyebabnya, sekolah yang dikelola pihak yayasan tersebut kekurangan siswa di tahun ajaran baru.
Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Palembang, Ki Rajimin mengatakan, berkurangnya jumlah siswa di sekolah swasta tersebut karena sekolah negeri mulai tingkat sekolah dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) membuka kelas dalam jumlah besar.
“Saat ini banyak sekolah negeri yang membuka sekolah negeri hingga 10-15 lokal,” ungkapnya saat menghadiri Musyawarah BMPS Palembang di Ruang Prameswara, kantor Pemkot Palembang, kemarin.
Akibatnya, tentu saja para orang tua dan siswa lebih memilih masuk ke sekolah negeri
BACA JUGA: Beasiswa Pelajar Miskin Rp 360 Ribu per Tahun
Sekolah swasta mulai ditinggalkanBACA JUGA: Malaysia Perluas Kesempatan bagi Mahasiswa Indonesia
Bahkan, salah satu sekolah di Metropolis hanya menerima 8 siswaBACA JUGA: HSBC Berikan Beasiswa ke 200 Anak Prasejahtera
Kebanyakan sekolah swasta yang kekurangan siswa tersebut adalah sekolah yang berlokasi di daerah pinggiran kota seperti Mata Merah, Gandus dan lainnya.Dikatakan, berkurangnya jumlah siswa tadi otomatis berpengaruh terhadap kesejahteraan guru atau pengajar di sekolah bersangkutanPasalnya, gaji guru di sekolah swasta sangat bergantung dari SPP.
Diakui Rajiman, sekolah negeri memang orang tua dan siswa memfavoritkan sekolah negeri sebagai tempat untuk memperoleh pendidikanAlasannya, biaya pendidikan dei sekolah negeri dianggap lebih murah dibandingkan sekolah swasta.
Anggapan biaya sekolah swasta yang lebih mahal dari sekolah negeri tersebut, kata Ki Rajiman tidak benarKenapa" Saat ini sekolah swasta sudah sama seperti sekolah negeri baik kualitas dan biaya pendidikan.
Dengan adanya dukungan dana dari pemerintah, saat ini sekolah swasta telah membebaskan biaya SPP kepada para siswanya“Jadi sekarang biaya pendidikan di sekolah swasta sudah murah, tidak lagi mahal,” ungkapnya.
Oleh karena itu, nantinya BMPS akan meminta rekomendasi adanya kerjasama antara pemerintah kota (Pemkot) Palembang dengan sekolah swasta terkait penerimaan siswa baru di sekolah-sekolah negeri.
Hal senada dikatakan Ketua Panitia Pelaksana kegiatan yang juga Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Palembang Ahmad Zulinto SPd MMPihaknya meminta agar pemkot melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Palembang mengurangi sekolah negeri membuka double seat yakni kelas pagi dan siang.
Pasalnya, dibukanya kelas pagi dan siang tersebut sangat berpengaruh terhadap sekolah swastaBahkan, saat ini minat masyarakat terhadap sekolah swasta anjlok hingga sekitar 50 persen.
“Akibatnya murid (sekolah, red) swasta terus menurun,” terangnyaMaka itu, mereka akan meminta rekomendasi terkait hal tersebut kepada DisdikporaMengenai penambahan kelas untuk mencukupi jam mengajar guru yang menjadi syarat mendapatkan sertifikasi, cara tersebut dinilai tidak bagus.
”Jika di suatu sekolah, jumlah siswanya terlalu banyak, tentu pembinaan siswa menjadi tidak fokus sehingga berakibat pada berkurangnya kualitas pendidikan siswaMaka itu ke depan kita harapkan ada kerjasama antara pemkot dan pihak sekolah swasta untuk menyelesaikan permasalah ini,” tukas Zulinto
Sementara itu, Wakil Walikota Palembang, Romi Herton mengatakan, perkembangan perguruan tinggi swasta di Metropolis cukup pesatBuktinya, dari 10 universitas di Sumsel, 9 diantaranya ada di Palembang.
Begitu juga untuk perguruan tinggi (PT), dari 51 PT, 24 berada di kota pempekKemudian politeknik ada 4 dari total 5 dan tingkat akademik ada 18 di Palembang dari total 23”Namun, pada kenyataannya, PT negeri masih sangat sedikit, maka itu kehadirian perguruan swasta sangat diharapkan sebagai penopang utama dalam ikut serta mencerdaskan bangsa,” tukasnya.(mg13)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelajar Harus Kembangkan Ekonomi Mandiri
Redaktur : Tim Redaksi