Ratusan Warga Malaysia Jadi Korban Penipuan Lowongan Kerja di Kamboja

Sabtu, 17 September 2022 – 02:04 WIB
Ilustrasi korban penyekapan oleh perusahaan "online scam" di Sihanoukville, Kamboja. Foto: ANTARA/HO-KBRI Phnom Penh

jpnn.com, PNOM PENH - Sebanyak 11 warga yang menjadi korban sindikat penipuan penawaran kerja di Kamboja kembali ke Malaysia.

Kementerian Luar Negeri (KLN) Malaysia dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan di Putrajaya, Jumat, menyebutkan dengan kembalinya 11 warga negara mereka pada Kamis (15/9) dini hari, maka total sudah 123 orang dari 153 korban sindikat penipuan penawaran kerja di Kamboja yang diselamatkan.

BACA JUGA: Bea Cukai Perkuat Kolaborasi dengan TNI-Polri dan Jabatan Kastam Diraja Malaysia

Menurut keterangan tersebut, Kedutaan Besar Malaysia di Phnom Penh masih bekerja sama dengan pihak berkuasa di Kamboja berupaya mendeteksi dan menyelamatkan para korban lainnya, untuk bisa membawa mereka pulang ke Malaysia.

"Alhamdulillah, 11 lagi warga Malaysia yang merupakan korban sindikat penipuan penawaran kerja telah kembali dengan selamat dari Kamboja kemarin, sehingga total 123 orang sejauh ini dari total 153 yang dilaporkan," ujar Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah melalui akun Facebook-nya.

BACA JUGA: Raja Malaysia Bakal Hadiri Pemakaman Ratu Elizabeth II

Pada 9 September lalu ada 24 warga yang menjadi korban sindikat penipuan kerja di Kamboja juga berhasil kembali ke Malaysia. Saifuddin menjemput langsung dan membawa mereka pulang dari Kamboja.

Pada Minggu (4/9), Saifuddin mengatakan ada 148 korban penipuan penawaran kerja di Kamboja, 22 di Laos, dua di Myanmar dan 23 di Thailand. Sebanyak 10 orang berhasil diselamatkan dari Laos, dua orang dari Myanmar, dan 10 orang dari Thailand.

BACA JUGA: Sesak Napas di Pesawat, Azyumardi Azra Dilarikan ke RS Malaysia

Dengan adanya kejadian itu, KLN meminta warga mereka untuk waspada dengan tawaran bekerja di luar negeri, terutama untuk pekerjaan yang menawarkan gaji tinggi dan melalui platform media sosial seperti Facebook, Telegram, hingga Wechat. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler