Perayaan HUT RI ke-71 berlangsung meriah di pusat kota Melbourne. Ratusan warga memadati lapangan Federation Square, Rabu siang (17/08/2016).
Perayaan diawali dengan pengibaran bendera oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) KJRI Melbourne. Mereka menaikkan bendera di salah satu dari enam tiang bendera yang ada di Fed Square.
BACA JUGA: Melbourne Kembali Dijuluki Kota Paling Layak Huni di Dunia
Lima bendera merah putih telah berkibar beberapa saat sebelumnya, dan satu tiang sengaja dikosongkan untuk kepentingan upacara ini.
Kota Melbourne memiliki tradisi menyiapkan tiang bendera di ruang publik yang berada tepat di seberang Stasiun Flinders Street untuk diisi dengan bendera negara-negara yang merayakan HUT kemerdekaannya, termasuk Indonesia.
BACA JUGA: Polisi Selidiki Jaringan Pornografi Anak Sekolah
Dalam upacara kemarin, sejumlah tarian dari pelosok Nusantara ditampilkan, seperti tarian Saman, Jaipong, Tari Topeng, dan banyak lagi.
Tarian dibawakan oleh sejumlah sanggar seni yang berada di negara bagian Victoria.
BACA JUGA: Pertumbuhan Gaji di Australia Alami Stagnasi
Acara yang berlangsung dari pukul 2 hingga 3:30 siang ditutup dengan berjoget bersama diiringi lagu Sajojo asal Papua Barat.
Tonton videonya dalam liputan berikut ini.
Kebanyakan warga yang hadir adalah warga Indonesia yang tinggal di kota Melbourne dan sekitarnya, termasuk para pelajar atau turis.
Terlihat juga beberapa warga negara lainnya yang kebetulan sedang lewat atau bersantai di Federation Square. Bendera Bintang Kejora Bendera Papua Merdeka di Federation Square.
Foto: Sastra Wijaya
Perayaaan kemerdekaan di Fed Square ini juga diwarnai dengan kehadiran beberapa aktivis Papua Merdeka di Australia. Mereka mengibarkan bendera Bintang Kejora dan membawa spanduk yang antara lain bertuliskan "It's Time to talk about West Papua' (Sudah waktunya berbicara mengenai Papua Barat).
Selama satu jam lebih perayaan, para aktivis ini bermain 'kucing-kucingan' dengan staf KJRI yang membawa bendera Indonesia guna menghalangi bendera Bintang Kejora di hadapan publik. Menurut salah seorang aktivis Papua tersebut, ini adalah untuk pertama kalinya mereka 'ambil bagian' dalam perayaan kemerdekaan Indonesia.
"Kami tidak membenci warga Indonesia, yang kami tidak suka adalah kehadiran militer di Papua, yang menganggu kehidupan kami." kata salah seorang diantara mereka.
Menanggapi aksi gerakan Papua Merdeka ini, Konjen RI untuk Victoria dan Tasmania Dewi Savitri Wahab mengatakan bahwa dirinya tidak senang akan kehadiran mereka tapi tidak bisa melarang karena kegiatan perayaan Kemerdekaan RI dilakukan di tempat terbuka di negara lain.
"Saya tentu saja tidak senang. Namun dari pihak keamanan, kita diberitahu bahwa tidak ada yang bisa dilakukan, karena ini adalah tempat publik dan di negara lain. Namun bagi saya mereka adalah penumpang gelap, yang menggunakan perayaan budaya untuk menyampaikan aspirasi mereka." kata Dewi Wahab kepada wartawan ABC Australia Plus Indonesia, L. Sastra Wijaya.
Sementara itu warga Indonesia di Melbourne yang hadir dalam perayaan kemerdekaan RI di Fed Square seperti tidak terganggu atau terpancing emosi dengan kehadiran aktivis Papua Merdeka.
Ada beberapa di antaranya yang memiliki pandangan positif, seperti yang diungkapkan Yuniar Ponco Prananto.
"Dilihat positifnya saja, bahwa kita [Indonesia] masih memiliki pekerjaan rumah besar, yakni masalah Papua," ujar Yuniar yang sedang mengambil program Doktor di bidang material tabung gas di Monash University.
Lihat Artikelnya di Australia Plus
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soegito Sang Penjaga Gamelan di Canberra