KLATEN -- Blokade dan penjagaan ketat aparat keamanan di zona bahaya Gunung Merapi ternyata tidak membuat ciut nyali wargaPara pengungsi yang tinggal di zona bahaya terus merangsek untuk pulang ke rumah mereka.Mereka nekat masuk kawasan rawan bencana (KRB) saat petugas lengah
BACA JUGA: Menang di MK, Wako Manado Segera Dilantik
Dalam sehari pascapengumuman penyempitan zona bahaya Merapi oleh BPPTK Jogjakarta, terdapat ratusan warga yang kembali ke rumah meski hanya sekadar memberi makan hewan ternak.Biasanya warga pulang ke rumah mereka pada pagi hari sambil membawa makan ternak
BACA JUGA: MK Menangkan Pasangan Demokrat
Sekretaris Desa (Sekdes) Balerante, Kecamatan Kemalang Basuki mengatakan, pengungsi sudah diimbau oleh perangkat desa untuk tidak kembali dulu ke zona bahaya"Padahal banyak yang kecewa dengan kondisi rumah mereka yang hancur
BACA JUGA: SPBU di Sekitar Merapi Mulai Dibuka
Terutama yang ada di dua dusun yaitu Sambungrejo dan BanjarsariDi dua dusun tersebut mayoritas rumah warga hancur karena disapu awan panas," ujarnya kemarin (15/11).Dia menambahkan, dalam sehari saja ada ratusan warga yang nekat menerobos penjagaan dan blokade yang dilakukan polisi, TNI dan relawanWarga sering kucing-kucingan dengan petugas yaitu masuk zona bahaya melalui jalur tikusKarena banyak jalan masuk ke zona tersebut, sementara penjagaan hanya dilakukan di jalan utama."Memang ini sangat membahayakan wargaNamun mau bagaimana lagi, banyak warga yang sudah mendapat peringatan tetap nekat untuk menerobosKami hanya bisa mengimbau kepada warga untuk tetap waspada dengan aktivitas Merapi," tambahnyaSebagai antisipasi adanya peningkatan aktivitas Merapi, Polda Jawa Tengah sudah menempatkan 24 truk di lereng MerapiTruk tersebut disiapkan jika ada masyarakat yang meminta untuk dilakukan evakuasiKondisi Gunung Merapi masih tetap berstatus awas, sehingga masyarakat diminta untuk tetap waspada.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Edward Aritonang menegaskan, pemberlakuan larangan memasuki zona bahaya langsung ditindaklanjuti dengan menempatkan anggota di pintu masukDiakui masih ada warga yang nekat untuk kembali ke rumah masing-masing"Namun kami langsung memberi peringatan dan pengarahan kepada wargaAda yang nekat masuk namun tidak sedikit yang kembali ke pos pengungsianKami meminta agar warga tetap mentaati intruksi pemerintah agar meninggalkan radius 10 kilometer dari puncak Merapi," ujarnya.
Mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini juga menegaskan, saat ini pengamanan wilayah bencana juga terus dilakukanPenyisiran dan patroli wilayah terus dilakukan agar rumah yang ditinggal warga mengungsi tetap amanSaat ini di Mapolres Klaten telah diamankan 40 unit motor milik pengungsi yang ditinggalkan di permukiman warga"Mereka saat mengungsi panik, sehingga tidak sempat membawa sepeda motor turunKepada warga yang merasa kehilangan motor silakan melapor ke polres untuk mengambilnyaTentu saja dengan surat kendaraan sebagai bukti kepemilikan," tambahnya.
Sementara itu, penurunan zona bahaya membuat pengungsi bencana Gunung Merapi yang masih bertahan di tempat pengungsian di Boyolali menyusut tinggal 8.861 jiwaSebelumnya, pengungsi mencapai 60 ribuan jiwa dari tiga kecamatan, yakni Selo, Cepogo, dan Musuk
Untuk wilayah Boyolali, radius bahaya berubah menjadi 10 kilogram, yang semula disamakan dengan wilayah Magelang, dan Sleman yakni 20 kilometerRevisi radius bahaya ini disambut baik pengungsiMereka berbondong-bondong pulang secara swadayaHampir seluruh titik pos pengungsian sudah hampir kosong ditinggal pengungsiJumlah titik pengungsian semula mencapai 104 titik, kini tinggal 12 titik"Data hari ini (kemarin, Red) hingga pukul 12.00 jumlah pengungsi tinggal 8.861 jiwa di 12 titik pengungsian saja," kata Asisten III Setda Boyolali Syamsudin, kemarin (15/11).
Koordinator Penanggulangan Bencana Merapi wilayah Boyolali ini mengatakan, para pengungsi yang masih bertahan saat ini, di antaranya tinggal di titik pengungsian Balai Desa Winong, Kiringan, dan SumberlerakSementara ribuan pengungsi yang sebelumnya ditampung di GOR, saat ini tinggal 127 jiwaPengungsi di Pendapa Pemkab Boyolali dan gedung DPRD, juga sudah turun drastis.
Saat ini menurut Syamsudin, kebanyakan pengungsi yang belum kembali ke rumah masing-masing, berasal dari Desa Wonodoyo, Kecamatan CepogoSebab, Desa Wonodoyo ini jaraknya hanya sekitar lima kilometer dari puncak MerapiBerkurangnya jumlah pengungsi ini mengurangi operasional dapur umum.
Jika sebelumnya dapur umum padat dengan kegiatan relawan memasak untuk puluhan ribu pengungsi, saat ini sudah terlihat lengangGiyanto, relawan yang bertugas di dapur umum Kodim Boyolali, mengatakan, sudah dua hari terakhir jumlah nasi bungkus berkurang drastisJika sebelumnya sekali masak untuk empat ribu pengungsiSaat ini dapur umum hanya memasak nasi bungkus untuk 200-an pengungsi saja.
Dia menambahkan, dapur umum bertugas menyuplai makanan untuk pengungsi yang ada di GOR, SMPN 6, serta SMAN 3 BoyolaliNamun karena saat ini pengungsi sudah turun drastis, maka kesibukan di dapur umum sudah jauh berkurang.
Pantauan Radar Solo (grup JPNN) kemarin, pengungsi pulang tidak hanya yang berada di luar radius 10 kilometerNamun, warga di Kecamatan Selo, yang radiusnya hanya sekitar lima kilometer dari puncak juga mulai pulangMelihat hal ini, kepolisian dan dibantu TNI menyambangi dari rumah ke rumah warga untuk diajak kembali ke pengungsian"Kami tetap berupaya mengajak warga tetap tinggal di pengungsian," terang Kapolres Boyolali AKBP Romin Taib.
Langkah polisi itu diperhatikan sebagian warga di Kecamatan SeloMereka mau ikut mengungsi diangkut menggunakan truk Dalmas ke Kota BoyolaliNamun, sebagian warga lain tetap tidak mau mengungsi lantaran menilai Merapi sudah aman.
Terpisah, 600-an warga Desa Sukabumi, Kecamatan Cepogo, Boyolali, sempat panik pada Minggu malam laluMereka mengungsi ke balai desa setempat lantaran mendengar suara sirene polisi di jalan dusunMereka mengungsi karena takut diangkut polisi ke Kota BoyolaliSetelah polisi datang, ternyata hanya patroli polisi biasaMeski demikian, warga tetap bertahan hingga pagi hari?Warga sudah kembali ke rumah,? terang salah satu warga Sarwoto, 40(oh/un/nan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Malam Ini Muhammadiyah Sudah Takbiran di Pengungsian
Redaktur : Tim Redaksi