jpnn.com, JAKARTA - Salah satu persoalan yang dihadapi warga yang bermukim di wilayah penyangga ibu kota adalah terkait pengelolaan sampah.
Berbicara di hadapan warga Waringin Jaya, Bojong Gede, Kabupaten Bogor (21/12), Anggota DPR RI, Ravindra Airlangga membahas sejumlah persoalan tentang persoalan sampah dan solusi pengelolahannya.
BACA JUGA: Ravindra Airlangga Dicecar Belasan Pertanyaan Seputar Pelanggaran Kampanye
Menurut Ravindra, pengelolaan sampah sudah menjadi persoalan yang sangat lama, khususnya di Kabupaten Bogor.
Salah satu wilayah penyangga ibu kota ini, kata Ravindra, masih menghadapi persoalan yang mana produksi sampah jauh lebih besar dari daya angkut sampah.
BACA JUGA: KLHK Targetkan Tidak Ada Pembakaran Sampah Terbuka Mulai 2031
“Pengelolaan sampah menjadi salah satu masalah klasik di Kabupaten Bogor. Pada awal 2023, disebutkan setidaknya terdapat 2.100 ton sampah setiap harinya tidak bisa diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) dan menyebabkan banyak timbunan sampah terbengkalai. Disebutkan bahwa produksi sampah Kabupaten Bogor mencapai 2.800 ton per hari tetapi dengan daya angkut hanya 700 ton perhari saja,” ungkap anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar tersebut.
Ravindra menambahkan bahwa pengelolaan sampah yang baik juga terkait dengan persoalan lingkungan.
BACA JUGA: Bank Sampah Budi Luhur Sabet Gelar Bank Sampah Binaan Terbaik se-Indonesia
Menurut dia, tanggung jawab menjaga lingkungan, termasuk pengelolaan sampah, bukan hanya pada pemerintah, tapi juga seluruh masyarakat.
“Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan desa kita, kita perlu menjaga keseimbangan antara kebutuhan hidup kita sehari-hari dengan pelestarian alam. Lingkungan yang sehat bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga tanggung jawab kita bersama sebagai masyarakat,” kata Ravindra.
Di hadapan 200an warga yang didominasi ibu-ibu tersebut, Ravindra mengingatkan, agar pengelolaan sampah sudah dimulai dengan di dapur.
Pemisahan sampah dapur yang organik dan inorganik sudah harus dilakukan di level rumah tangga. Dari sanalah kemudian akan dimulai proses hilirisasi sampah sampai akhir.
“Food waste harus diperhatikan dan pemilahan sampah anatara organik dan inorganik di awal bisa mempermudah proses hiliriasasi sampah di akhir. Contoh sampah organik bisa menjadi pupuk, dan inorganik bisa di sortir dan pet/pp based bisa kembali menjasi bijih plastic,” pungkasnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia