jpnn.com - BOGOR - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Ravindra Airlangga menyoroti naiknya harga cabai di pasaran, maupun sejumlah hasil pertanian lain yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Dia menilai kenaikan harga pada dasarnya dapat dimitigasi.
BACA JUGA: Ravindra Airlangga Dicecar Belasan Pertanyaan Seputar Pelanggaran Kampanye
Antara lain dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang ada untuk budidaya cabai.
Menurut legislator Golkar ini cara dimaksud terbukti mampu menekan pengeluaran harian rumah tangga.
BACA JUGA: Gegara Pakai Fasilitas Negara Untuk Kampanye, Anak Ketum Golkar Digarap Bawaslu
Ravindra mengaku sangat konsen pada masalah kenaikan harga komoditas pertanian karena berhubungan langsung pada kebutuhan dasar masyarakat.
Di sisi lain Ketua DPP Partai Golkar ini juga mendorong pengembangan skema pembiayaan closed loop financing untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan.
BACA JUGA: Usut Kasus Pelanggaran Kampanye Ravindra Airlangga, Bawaslu Periksa 5 Saksi
Skema pembiayaan ini sudah dilakukan Bank Jawa Barat (BJB) sejak 2021.
“Perlu mengembangkan closed loop financing di mana offtaker menjamin pembelian produsen disertai dengan bimbingan. Closed loop financing BJB di-kick off tahun 2021 hingga pertengahan 2022 memiliki NPL mendekati nol persen (tingkat pengembalian lebih dari 99 persen),” ujar Ravindra dalam dialog bertajuk 'Ngariung bersama Warga' di Desa Sukamaju, Cigudeg, Kabupaten Bogor, Rabu (19/12).
Pada kesempatan itu Ravindra juga menjawab pertanyaan warga tentang cara mengembangkan sektor pertanian dan peternakan, khususnya pada petani milenial atau anak muda.
Ravindra mengusulkan agar dilakukan pemetaan usaha yang paling potensial.
Dia menyebut usaha peternakan kambing untuk kurban sangat potensialkarena memiliki siklus tahunan.
Potensi yang lain adalah budidaya lele, memiliki tingkat permintaan sangat tinggi.
“Salah satu usaha yang potensial adalah pemeliharaan kambing untuk kurban. Siklusnya setiap tahun. Kedua, usaha ikan lele. Permintaan ikan lele untuk Jakarta, misalnya, 120 ton perhari. Sementara produksi ikan lele di Kabupaten Bogor baru sekitar 80 ton perhari. Artinya budidaya lele punya peluang yang masih terbuka,” katanya.
Di hadapan 150-an warga Kabupaten Bogor saat Ngariung, Ravindra juga membahas aspirasi yang muncul dari masyarakat.
Antara lain hadirnya pelatihan untuk akses permodalan UMKM dan perlunya peningkatan kapasitas fasilitas kesehatan. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ravindra Sosialisasikan Program Unggulan Prabowo-Gibran
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang