Rawan Penyelundupan, Batam Dilarang Impor Beras

Rabu, 28 Juli 2010 – 03:49 WIB

BATAM - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam Ahmad Hijazi mengatakan, naiknya harga bahan pokok terutama beras di Batam dikarenakan naiknya harga di tingkat produsen dalam negeriNamun Hijazi mengaku tak bisa menekan pusat untuk membuka kran impor.

Hijazi menuturkan sebelum 2004, impor di Batam tak dibatasi

BACA JUGA: Angka Gizi Buruk Mencemaskan

Semua kebutuhan pokok seperti beras, gula dan lainnya bebas masuk ke Batam
Namun ternyata Batam jadi daerah rawan penyelundupan

BACA JUGA: Babi Peliharaan Makan Bayi Perempuan

Bahkan bahan pokok impor tersebut bisa masuk ke wilayah Sumatera dan Jawa
Hal ini mengganggu mekanisme pasar

BACA JUGA: Stop Berobat ke Tawau



"Mulai saat itu, pemerintah pusat tak lagi memberikan dispensasi pada Batam dan melarang imporImbasnya, saat di wilayah produsen gagal panen, masyarakat berteriak," katanya saat ditemui usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) di komisi II kantor DPRD Kota Batam, seperti dikutip Batam Pos (grup JPNN), kemarin.

Menurut Hijazi, kenaikan harga kebutuhan pokok memang sudah ada polanyaBiasanya, harga naik saat Agustus dan kembali turun di Januari"Namun 2010 ini, harga bahan Pokok sudah naik pada MeiIni juga terjadi secara nasional," tuturnya.

Hijazi juga mengatakan, suplai beras ke pasar dari induk Cipinang ke Batam juga mengalami penurunan"Seandainya pun ada indikasi permainan terjadi di tingkat nasional, bukan di Batam," imbuhnya.

Namun Hijazi membantah jika ada permainan (penimbunan) di BatamPasalnya, pelaku usaha yang mendatangkan bahan pokok khususnya beras banyak dan cara memasukkan ke Batam pun"Distributor beras mencapai ratusanKalau mereka menimbun rugi sendiriBahkan toko kecil pun bisa menjadi distributor beras asalkan ada modal mendatangkan dari Cipinang," jelasnya.

Sistem pasar di Batam, seru Hijazi sudah sangat baikHijazi menjamin, pasokan menjelang bulan Ramadan dan lebaran amanPihaknya hanya mengawasi dari segi distribusi tanpa bisa menekan harga"Distribusi selalu kita awasiSeandainy aada perbedaan harga yang mencolok antara daerah produsen dengan Batam baru kita bisa intervensi," sebutnya.

Sementara untuk sayuran, Hijazi mengaku tergantung kondisi alam"Perubahan harga sayur bisa terjadi setiap hariDistribusinya pun pendek," akunya.

Terkait mahalnya harga menjelang puasa dan lebaran, Hijazi menilai hal itu dikarenakan faktor psikologis masyarakat"Biasanya saat menjelang lebaran kebutuhan masyarakat meningkat sehingga permintaan pun meningkatHal ini membuat pasokan di pasaran sedikit berkurang," paparnya.

Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Kota Batam, Muhammad Yunus menuding Disperindag Kota Batam tak tegas dalam pengawasan"Menekan harga kebutuhan pokok merupakan tugas DisperindagApabla tak bisa menekan harga, bubarkan saja Disperindag," katanya.

Menurut Yunus, di Batam banyak distributor nakalArtinya, mereka mengeluarkan barang sedikit demi sedikit supaya harganya tinggiAtau mereka membanjiri pasar dengan bahan pokok setelah itu dibiarkan langka"Mereka mengeluarkan kembali ketika masyarakat sudah menjerit dan dengan harga yang tinggi," jelasnya.

Yunus juga mensinyalir beredarnya beras impor merek Patawangi dari Thailand di pasar tradisional seperti pasar Mitra Raya Batam CenterYunus menduga impor dilakukan ilegal"Disperindag harusnya mengetahui hal iniLakukan inspeksi ke pasar," tegasnya(vie/fuz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Curhat Soal Pacar, Malah Dibabtis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler