Rayakan Imlek, Hasto PDIP Singgung Pembumian Pancasila

Selasa, 01 Februari 2022 – 17:46 WIB
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto merayakan Hari Raya Tahun Baru Imlek, Selasa (1/2). DPP PDI Perjuangan

jpnn.com, JAKARTA - PDI Perjuangan turut merayakan Hari Raya Tahun Baru Imlek, Selasa (1/2). Imlek itu dirayakan dengan berdoa dan menyuarakan semangat warga etnis Tionghoa ikut membangun Indonesia berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) berbasis gotong royong.

Perayaan itu dilaksanakan secara virtual dari Gedung Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) yang dipimpin Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto. Kepala BKNP Aria Bima turut hadir mendampingi Hasto di acara tersebut.

BACA JUGA: Bakti Basuh Kaki, Tradisi yang Sudah Jarang Dilakukan Menjelang Imlek

Hasto mengingatkan bahwa Megawati Soekarnoputri saat menjadi Presiden RI Kelima melakukan langkah bersejarah berdasarkan ideologi Pancasila dengan menetapkan Imlek sebagai Hari Libur Nasional.

Hasto mengatakan keputusan Megawati itu bermakna sangat luas. Di satu sisi, hal tersebut merupakan pengakuan atas kepeloporan tokoh Indonesia beretnis Tionghoa dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia.

BACA JUGA: Kasus Covid-19 Melonjak, Tina Toon Merayakan Imlek Dengan Cara Begini

"Ibu Megawati dan keluarga besar PDI Perjuangan mengucapkan selamat Hari Raya Imlek. Untuk seluruh yang merayakan di tahun macan air ini, semoga kita dapat keberkahan, kita dapat bersama keluar dari berbagai persoalan pandemi," kata Hasto.

Politikus asal Yogyakarta itu juga menerangkan Megawati Soekarnoputri menginginkan PDI Perjuangan menjadi Rumah Kebangsaan Indonesia Raya. Karena itu, PDIP merayakan hari besar nasional, seperti Imlek.

BACA JUGA: Menilai Kepemimpinan Anies di Jakarta, Hasto Teringat Era Jokowi dan Ahok

"Bukan hanya Imlek yang kami rayakan. Tetapi kami rayakan juga hari lahir NU, hari lahir Muhammadiyah kami rayakan, hari lahir PDI Perjuangan tentunya, Natal, Nyepi. Dan di bulan puasa di Rumah Budaya ini, juga kami angkat nilai Islam sebagai rahmatan lilalamin selama sebulan penuh," urai Hasto.

Alumnus UGM itu juga menyampaikan betapa tegasnya sikap Megawati mengenai keberagaman. Menurut Hasto, semua bisa memahami prinsip itu ketika PDIP mengusung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ketika diusung calon gubernur DKI Jakarta.

"Kami tak melihat etnisnya. Pak Ahok ketika dicalonkan menjadi calon gubernur DKI, bukan karena dilihat etnisnya tetapi kualifikasi kepemimpinannya. Itulah yang menjadi karakter Pancasila dibumikan dalam seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara. Inilah Indonesia tanpa diskriminasi," beber Hasto.

Bagi warga negara etnis Tionghoa, Hasto mengajak semuanya mengingat semangat perjuangan Indonesia merdeka. Warga Indonesia etnis Tionghoa masa perjuangan dahulu, berjuang untuk Indonesia merdeka, dengan menghidupkan semangat antikolonialisme dan antiimperialisme.

Ketua DPP PDIP Puan Maharani menambahkan perayaan Imlek ini adalah sekaligus wujud syukur dan harapan atas kebaikan tahun sebelumnya dan yang akan datang. Dia berharap Imlek tahun ini menghadirkan kedamaian bagi semua orang di segenap usia.

"Mari nikmati perayaan ini dengan tetap menjaga protokol kesehatan di tengah wabah omicron. Tetap pakai masker, jaga jarak. Mari sambut pagi hari baru dengan senyuman di wajah," kata Puan.

Ketua DPR RI itu juga mendoakan Tahun Macan Air ini, dipenuhi kesehatan, keberuntungan, sukacita, dan kemakmuran luar biasa.

"Mudah-mudahan usaha baik tak pernah putus. Doa baik untuk anda sekeluarga. Selamat Tahun Baru Imlek 2022," kata Puan.

Sementara itu, Ketua DPP PDIP Tri Rismaharini berharap semua pihak menyambut Imlek dengan limpahan energi positif, harapan, serta semangat cinta kasih. Dia mendoakan semoga momentum ini dapat membawa segenap bangsa Indonesia terlepas dari berbagai bencana.

"Semoga kemakmuran, kesejahteraan, dan kesehatan selalu menyertai kita semua," kata Risma.

Dalam perayaan itu, ditampilkan sejumlah pertunjukan budaya. Dari barongsai, tarian, nyanyian, lagu, dan pemutaran berbagai video dokumentasi tokoh-tokoh Indonesia etnis Tionghoa dalam sejarah perjuangan Indonesia.

Dilakukan juga dialog dengan menghadirkan Sejarawan Didi Kwartanada dan Budi Tanuwibowo dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia. Acara itu dimoderatori oleh Amelia Yachya dan dihadiri secara virtual oleh ratusan pengurus PDIP seluruh Indonesia. (tan/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : Friederich
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler