jpnn.com, JAKARTA - Realisasi penyaluran subsidi untuk masyarakat, mulai dari bahan bakar minyak (BBM) hingga listrik, melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 mencapai Rp 434,3 triliun.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memerinci, solar yang seharusnya berharga Rp 11.950 per liter, dijual kepada masyarakat dengan harga Rp 6.800 per liter.
BACA JUGA: Pengamat: Prabowo Bisa Mengajukan Penundaan PPN 12 Persen dalam APBNP 2025
Artinya, sebesar Rp 5.150 per liter atau sekitar 43 persen dari harga asli ditanggung oleh APBN. Total realisasi anggaran untuk subsidi ini mencapai Rp 89,7 triliun untuk lebih dari 4 juta kendaraan.
Kemudian, Pertalite dengan harga seharusnya Rp 11.700 per liter, dijual dengan harga Rp 10.000 per liter atau disubsidi Rp 1.700 per liter (15 persen). Total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp 56,1 triliun dan dinikmati oleh 157,4 juta kendaraan.
BACA JUGA: Perlu Political Will Prabowo untuk Menunda PPN 12 Persen Melalui APBNP
Minyak tanah yang seharusnya berharga Rp 11.150 per liter dijual kepada masyarakat dengan harga Rp 2.500 per liter, disubsidi Rp 8.650 per liter (78 persen) dengan realisasi anggaran Rp 4,5 triliun. Subsidi ini memberikan manfaat bagi 1,8 juta rumah tangga.
Harga LPG 3 kg, masyarakat hanya membayar Rp 12.750 per tabung dari harga asli Rp 42.750 per tabung. Sebesar 70 persen atau Rp 30.000 harga LPG 3 kg per tabung disubsidi oleh APBN, dengan realisasi mencapai Rp 80,2 triliun dan dinikmati oleh 40,3 juta pelanggan.
Di sektor listrik, total subsidi yang digelontorkan mencapai Rp 156,4 triliun.
Tarif untuk rumah tangga 900 VA subsidi seharusnya Rp 1.800 per kWh, tetapi masyarakat hanya membayar Rp 600 per kWh, disubsidi sebesar Rp 1.200 per kWh (67 persen) dan dinikmati oleh 40,3 juta pelanggan.
Listrik rumah tangga 900 VA non-subsidi mendapatkan kompensasi Rp 400 per kWh (22 persen), menurunkan biaya dari Rp 1.800 per kWh menjadi Rp 1.400 per kWh dan dimanfaatkan oleh 50,6 juta pelanggan.
Suahasil menyebut untuk pupuk, nilai realisasi subsidi mencapai Rp 47,4 triliun untuk 7,3 juta ton pupuk kepada petani.
Pupuk urea, dengan harga seharusnya Rp 5.558 per kilogram, dijual dengan harga Rp 2.250 per kilogram, atau disubsidi Rp 3.308 per kg (59 persen).
Sementara pupuk NPK yang seharusnya berharga Rp 10.791 per kilogram, dijual kepada petani dengan harga Rp 2.300 per kilogram, atau disubsidi sebesar Rp 8.491 per kilogram (78 persen).(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul