jpnn.com - KUPANG - Akibat rebut lahan emas di kali Nunbaun desa Nunbaun Kecamatan Fatuleu Tengah Kabupaten Kupang Kamis (3/10) sekitar pukul 15.00 wita akhir Yunus Banani (52) ditebas pakai parang oleh Maklon Tufuakan dan adiknya Yusuf Tuafuakan, hingga tewas di tempat.
Pelaku pembunuhan dan Yunus Banani masih dalam keluarga. Namun, karena lahan yang menyimpan kandungan emas, kedua adik berkakak nekad menghabiskan korban.
BACA JUGA: Diduga Culik Balita, Mahasiswi Dipolisikan
Informasi yang dihimpun Timor Express (Grup JPNN) di Ruangan IPJ RSU Johanes Kupang, Jumat (4/10), dari Nodimon (25) om kandung korban dan Yupiter Akut kepada koran ini menuturkan kali Nunbaun yang menyimpan kandungan emas itu, sebenarnya milik Yunus Banani. Antara pelaku pembunuhan, dengan korban masih ada hubungan keluarga.
Namun, Maklon bersama adiknya Yusuf sering mengajak orang lain, untuk pergi mengambil emas di kali Nunbaun. Melihat pelaku yang sering mengajak orang lain, Yunus Banani selaku pemilik lahan melaporkan pertiswa itu ke Pol PP Fatuleu Tengah bersama Kepala desa Nunbaun Yustinus Tufuakan untuk melarang Yusuf bersama Maklon agar jangan mengajak orang lain untuk mengambil biji emas. Korban menghendaki kedua pelaku, boleh mengambil biji emas tapi jangan melibatkan orang lain.
BACA JUGA: Hamil Digauli Ayah Kandung
Merasa tidak puas dengan sikap Maklon bersama adiknya Yusuf, korban kamis kemarin mengajak anggota Pol PP dari kantor Kecamatan Fatuleu Tengah datang turun ke lokasi untuk menegur kedua kakak beradik yang sering mengajak orang lain untuk mengambil biji emas di kali Nunbaun.
Bersama kepala desa Yustinus Tufuakan dan anggota Pol PP dari Kecamatan Fatuleu Tengah, Yunus menemui kedua kakak beradik untuk melarang agar jangan mengambil biji besi, karena bukan milik mereka. Maklon dan adiknya Yusuf yang sudah memegang parang langsung mendekati korban dan mengayunkan parang ke arah kepala Yunus hingga melukai kepala korban, sebanyak empat kali.
BACA JUGA: Pengusaha Arak Mulai Produksi Lagi
Vince Akut, saksi mata yang melihat peristiwa pembunuhan itu saat Maklon memarangi kepala Yunus, menjelaskan, korban sempat melawan walau dengan posisi sudah terkapar. "Korban bahkan sempat meraba kepalanya yang sudah berlumuran darah," kata Vince.
Akibat darah yang terus mengalir, korban akhirnya tak berdaya. Kades Yustinus Tufuakan bersama anggota Pol PP langsung melaporkan kepada polisi, peristiwa pembunuhan tersebut. Menurut warga, polisi terlambat datang di TKP, lantaran lokasi cukup jauh. "Jenasah Yunus bahkan tertinggal di kali semalam. Besoknya baru jenasah korban dibawa ke RSU Johanes Kupang," terang Vince.
Sementara para pelaku, usai membunuh Yunus Banani, langsung mengikuti arah kali untuk menyelamatkan diri. Hingga kini, kedua kakak beradik itu sudah diamankan di Polres Kupang. Bernadus Naitboho, keluarga korban, kepada koran ini menambahkan polisi juga harus menahan Bedu, pemilik Toko Viktory Kupang yang sering turun ke lokasi, untuk menyuruh kedua kakak beradik itu mengambil biji emas, lalu dijual kepadanya.
Bahkan sebelumnya, Bedu sempat mengantar mesin penyedok air untuk mengeluarkan air dari kali, dan selanjutnya mengambil pasir bercampur biji emas untuk disaring dan dijual kepadanya.
"Pihak keluarga korban juga mengharapkan polisi memeriksa Bedu yang sering turun ke lokasi mengambil biji emas. Karena seringkali, ketika Maklon dan Yusuf habis mengambil biji emas, langsung dijual kepada pemilik Toko Viktory itu. Dialah pemicu terjadinya pembunuhan ini," tegas Bernadus. (teo/rsy)
:ads="1"
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswi SMP Dua Tahun Dicabuli Ayah Tiri di Samping Ibu Kandung
Redaktur : Tim Redaksi