Redam Gejolak Kurs, BI Jebol Rp 21 Triliun

Rabu, 21 September 2011 – 03:32 WIB

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat defisit anggaran di awal September 2011 sebesar Rp 21,68 triliunDefisit disebabkan karena besarnya dana untuk meredam volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. 

Hal itu disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Ardhayadi Mitroadmodjo di Jakarta, Selasa (20/9)

BACA JUGA: Kurs Rupiah Terburuk Sejak Februari

"Defisit pada 16 September 2011 itu sebesar Rp 21,68 triliun," katanya


Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui Komisi XI telah menyetujui defisit anggaran Bank Indonesia (BI) dalam Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) tahun 2011 sebesar Rp 45 triliun

BACA JUGA: Tarif Pelanggan 450 VA Dipastikan Tidak Naik

Namun Komisi XI memberikan catatan agar setiap 3 bulan sekali bank sentral harus melaporkan realisasi anggaran operasional kepada Komisi XI


"Jadi disetujui Rp 45 triliun anggaran kebijakan di 2011

BACA JUGA: Pertambangan Sumbang Satu Persen Pendapatan Negara

Namun dengan catatan di mana harus lapor ke Komisi XI per 3 bulan sekali," ujar Anggota Komisi XI Nusron Wahid beberapa waktu lalu.

Namun Nusron mengatakan, angka defisit sebesar Rp 45 triliun merupakan subyektif dengan kata lain hanya perkiraan BI dan bisa saja melesetWakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Azis dihubungi secara terpisah mengatakan Komisi XI siap memanggil Dewan Gubernur BI perihal penggunaan anggaran tersebut

"Jadi kan sudah disepakati per 3 bulan BI harus paparkan anggaran yang terpakai terutama anggaran kebijakanJadi dalam waktu dekat kita segera panggil BI," tuturnya.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini terus merosot dan menembus titik terendahnya di 9.050 per dolar ASMenurut seorang pialang, BI sudah berjaga di pasar sejak Selasa pagi untuk mencegah dolar menembus Rp 9.100(lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Green Central City Tuntas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler