jpnn.com, JAKARTA - Pemerhati kedaulatan pangan Prof. Tjipta Lesmana melihat, di era kabinet kerja jilid 1 (2014-2019), apa yang telah dilakukan Andi Amran Sulaiman sewaktu menjabat menteri pertanian dinilai sangat tepat dan sudan on the track.
Bagi Tjipta, kinerja Kementerian Pertanian dalam berbagai upayanya menegakkan kembali kejayaan pangan Indonesia sangat patut diapresiasi sebagai peletak awal pembangunan pertanian modern Indonesia.
BACA JUGA: Kementerian Pertanian Kerja Sama Lintas Sektor Tangani Stunting
Kerja keras itu kini terbukti dengan mampunya Indonesia untuk menggejot produksi padi sehingga tak ada lagi keluar rekomendasi impor beras untuk sepanjang 2016.
Ada pun impor yang masuk pada 2016 merupakan sisa impor yang disepakati pada 2015 lalu.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Buka Peluang Kawasan Ibu Kota Baru jadi Provinsi
Kemudian pada 2017, kata Tjipta Indonesia tidak ada lagi impor beras, sedang di 2018, impor beras ada karena untuk mengantisipasi hajatan Pilpres. Pada 2019, Indonesia sudah mampu memenuhi kebutuhan pangan 260 juta penduduk Indonesia.
Terkait impor beras, ujar Tjipta, walau pun berkali-kali Kementan menegaskan bila produksi besar kita surplus namun Indonesia memaksakan diri untuk impor beras.
BACA JUGA: Nama-nama yang Disebut Jokowi Dinilai tak Begitu Berpengaruh
“Nah, buktinya sekarang ada 20 ribu ton beras di bulog yang dinyatakan busuk dan tak layak konsumsi. Inilah bukti kerja keras itu. Apalagi prestasi yang ditorehkan ini dilakukan di tengah hantaman kondisi cuaca ekstrim seperti El Nino dan La Nina. Ini tidak main-main. Ini kerja nyata yang sangat patut diapresiasi," ucapnya.
Menurut Tjipta, di Kementerian Pertanian sosok menteri yang tepat adalah yang tak banyak bicara, banyak diam, namun bekerja keras.
“Tipe pekerja keras yang banyak di lapangan itulah yang diperlukan. Melihat langsung perkembangan lapangan dan mencari solusinya langsung di lapangan. Bergerak cepat," serunya.
Hal senada dikatakan pengamat kebijakan politik dan pengajar Universitas Paramadina Hendri Satrio.
Menurutnya, pencapaian kerja Kementerian Pertanian memang spektakuler karena mampu dengan cepat melakukan trasformasi pertanian menuju pertanian modern.
“Tidak mengherankan bila Pak Amran pernah diberi gelar sebagai Bapak Modernisasi Pertanian dan sebagai Bapak Mekanisasi Pertanian. Kementan tidak saja mampu menggenjot produksi pangan tapi juga telah meletakkan pondasi yang akan membawa sektor pangan ‘naik kelas’ dari pertanian on farm menjadi pertanian off farm dengan mempercepat lahirnya agropreneurship dengan membangun kecintaan kaum milenial untuk terjun ke sektor pertanian," jelasnya.
Hensat menambahkan, capaian kerja Kementan bukan hanya sekadar pencitraan semata. Bappenas sendiri mengakui bahwa sektor pertanian menjadi sektor andalan dalam kontribusinya dalam pembangungan ekonomi Indonesia serta menjadi kementerian yang dinilai mampu mengelola anggaran dengan sangat produktif.
“Ini pengakuan Bappenas loh. Bukan hanya rekaan semata. Lonjakan itu bisa dilihat dari PDB sektor pertanian kita naik dari 900 triliun menjadi 1.400 triliun”, tegasnya.
Hensat juga menilai bahwa sosok menteri di Kementan harus memiliki integritas dan profesionalitas yang sangat mumpuni. Pengabdian dalam memajukan sektor pertanian Indonesia harus menjadi catatan penting.
Berbagai gebrakan Kementan dalam menegakkan profesionalitas dan integritas telah ditunjukkannya. Perang melawan KKN dan mafia pangan adalah salah satu contohnya.
“Tidak mengejutkan bila Pak Amran juga dijuluki Mr. Clean dan Institut Pertanian Bogor (IPB) menyebut sebagai Bapak Jagung Indonesia dan Bapak Mekanisasi Pertanian. Ini karena dedikasi, loyalitas dan komitmennya yang tak diragukan lagi.
Di samping pengakuan dalam negeri, dunia internasional juga memberi penghargaan atas capaian kerja sektor pertanian Indonesia.
Bahkan di bidang hortikultura, kata Hensat, Indonesia sudah mampu melakukan ekspor baik itu jagung, sayuran dan lain-lain
“Standing Applause untuk Presiden Jokowi dalam sektor pertanian Indonesia. Dan semoga pencapaian ini mampu terus dilakukan dalam mengakselerasi pembangunan pertanian Indonesia ke depan. Dan kita doakan kinerja kementerian pertanian 5 tahun ke depan lebih baik, atau minimal sama dengan yang sekarang,” tutup Tjipta.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy