Refleksi Hardiknas: Akses & Sarana Pendidikan Masih Jadi Persoalan di Lombok Tengah

Selasa, 02 Mei 2023 – 17:27 WIB
Ketua Tastura Mengajar Lalu Gitan Perhana, saat melakukan pengabdian di salah satu sekolah dasar di Lombok Tengah. Foto: Tastura Mengajar for JPNN.com

jpnn.com, PRAYA - Momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati tiap 2 Mei menjadi sebuah refleksi kondisi pendidikan di Indonesia, khusunya di Kabupaten Lombok Tengah, NTB.

Berdasarkan catatan dari Tastura Mengajar yang hampir 5 tahun ini fokus di isu pendidikan di Lombok Tengah, akses infrastruktur dan sarana pendidikan pada sekolah dasar (SD) masih menjadi persoalan yang belum teratasi.

BACA JUGA: Hardiknas 2023, Mas Nadiem Sebut Merdeka Belajar Cita-Cita Ki Hadjar Dewantara 

Ketua Tastura Mengajar Lalu Gitan Prahana mengatakan yang menjadi refleksi pada Hardikanas tahun 2023 ini ada dua hal.

Pertama, infrastruktur akses para siswa menuju ke sekolah sangat memperihatinkan. Sarana pendidikan seperti ruangan kelas dan fasilitas pendukung pendidikan juga masih minim.

BACA JUGA: Ternyata AKBP Achiruddin Hasibuan Sudah Lama Jadi Centeng Gudang Minyak Ilegal

"Terutama di wilayah-wilayah pelosok yang saat ini menjadi konsen kami," kata Lalu Gitan kepada JPNN.com, pada Selasa (2/5) di Praya.

Lalu Gitan menyebut di beberapa wilayah yang sering dikunjungi, seperti di Dusun Bangket Molo, Desa Mekarsari, dia melihat masih ada anak-anak yang belum merasakan akses jalan yang bagus menuju ke sekolah mereka.

BACA JUGA: Hidup Mencekam Selama Perang Sudan, Mahasiswa NTB Pulang Langsung Peluk Erat Ibunda

"Mereka di sana harus berjalan berjam-jam karena jalan menuju ke sekolah mereka yang jelek," ucap Lalu Gitan.

Tidak hanya itu, di wilayah yang sama di Desa Mekarsari juga masih ada bangunan sekolah yang hampir rubuh.

Bangunan sekolah tersebut hanya tinggal menunggu waktunya untuk ambruk karena kurangnya perhatian pemerintah daerah untuk perbaikan.

"Saya rasa sudah jadi rahasia umum, kalau di Lombok Tengah banyak bangunan sekolah yang hampir mau rubuh karena minimnya bantuan perbaikan dari pemerintah," ujarnya.

Pihaknya mendorong kepada pemerintah daerah untuk lebih fokus memperhatikan akses dan sarana pendidikan di Lombok Tengah.

Sebab, sarana pendidikan merupakan kebutuhan paling dasar untuk membangun sumber daya manusia (SDM) di Lombok Tengah.

Menurutnya, jika pendidikan masih saja dikesampingkan, maka akan berimplikasi dengan berbagai hal.

"Mulai dari kasus pernikahan dini, stunting serta kemisikinan akibat kualitas SDM kita yang minim untuk bekerja di pos-pos strategis," tegasnya.

Di sisi lain, Tastura Menajar juga menilai pesatnya pembangunan industri pariwisata di Lombok Tengah, justru berbanding terbalik dengan kondisi pembangunan SDM.

“Masyarakat kemudian terpinggirkan, dan akhirnya menjadi penonton di tanahnya sendiri,” pungkasnya.(mcr38/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 4 WNI Asal NTB yang Dipulangkan dari Sudan Tiba di Lombok


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Edi Suryansyah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler