Reformasi Tata Kelola Kompetisi

Kamis, 05 Mei 2016 – 02:25 WIB
Direktur Kompetisi dan Regulasi ISC (kedua kiri), Ratu Tisha Destria. FOTO: Muhammad Amjad/JPNN.com

jpnn.com - PT Gelora Trisula Semesta (GTS) menegaskan bahwa mereka adalah operator independen, yang menyelenggarakan Indonesia Soccer Championship (ISC) A, B, sampai ISC U-21 dan Liga Nusantara.

Melalui Direktur Kompetisi dan Regulasi, Ratu Tisha Destria, menegaskan bahwa banyak hal baru yang merupakan bentuk ketegasan dari operator.

BACA JUGA: Belasan Manusia Keji Menjahati Yuyun

Keinginan agar kompetisi berubah, menjadi kampanye mereka. ISC, tidak sama dengan kompetisi sebelumnya, ISC tak ada toleransi, dan lebih tegas.

Sanksi yang disiapkan pun bukan sekadar tulisan aturan di dalam buku regulasi, tapi menjadi garis pasti yang harus dipatuhi.Tak dijalankan, siap-siap mendapatkan hukuman.

BACA JUGA: Ahok yang Pikun

Tisha menuturkan, ada banyak hal baru yang diusung oleh PT GTS. Tujuannya, agar reformasi tata kelola kompetisi bisa dijalankan dengan maksimal, bisa dilakukan sesuai keinginan pemerintah yang ingin membawa sepak bola ke arah lebih baik.

Berikut petikan wawancara reporter JPNN.com Muhammad Amjad dengan Tisha beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Borobudur itu Mutiara...Ayolaaah

PT GTS ini disebut independen. Apakah tidak ada orang-orang lama di dalamnya?

Tidak ada, hanya pak Joko Driyono. Sisanya adalah orang-orang baru.

Tapi saya lihat ada Tigor Shalom dan beberapa orang PT Liga Indonesia dalam workshop?

Ya, kalau itu orang yang mengoperasikan, kita punya vendor. Boleh dong vendor, beda dong. Tidak sama dengan melibatkan orang-orangnya PT Liga langsung. Hanya pak Joko, beliau cuma menjaga kelangsungan semuanya (PT LI) karena itu diamanahkan ke beliau.

Oke, kalau PT GTS di ISC ini apa hal baru yang dimunculkan?

Kami ada program strategis. Pertama, masalah integritas, sekarang masuk dalam regulasi. Sanksi untuk match fixing juga keras, metodenya, bagaimana mengukurnya, kita sedang bicara dengan salah satu vendor.

Kedua tentang proteksi pemain, kita sudah ngobrol tentang asuransi kepada pemain dan klub, yang mewajibkan asuransi atau apapun, metodenya kita serahkan ke klub. Tolong Proteksi pemain, apa pun caranya. Nanti dia sakit kakinya, silakan mau ada di perawatan yang kelas 1, kelas 2 silakan. Mau pakai asuransi seperti apa, yang penting diproteksi pemain itu.

Apa ada proteksi lainnya?

Ya, ketiga Proteksi pemain masalah gaji, yang berakibat ke pengurangan poin. Satu pemain satu poin, Kalau misalnya 5 pemain dalam periode 2 bulan, otomatis hak komersial dan hak keikutsertaan dicabut. Jadi satu pemain satu poin, dua pemain, ya tiga poin. Itu ada di regulasi, tapi kami tidak mungkin share regulasi tertulisnya ke media.

Keempat, ada sistem audit berkala yang itu dimasukkan dalam regulasi. Klub harus tunduk pada apa pun yang kita lakukan untuk audit finansial mereka.

Siapa yang mengaudit?

Itu pasti dari luar, ada independen, akan kita hire mereka.

Apalagi yang baru mbak?

Wasit. Regulasi itu pemilihannya nanti akan dengan assignment khusus wasit, dengan online sistem yang dipilih oleh klub. Jadi tidak ada komunikasi langsung, klub dengan wasit. Nah ini kita prevent di sini soal wasitnya.

Kemudian, Area wasit dan match fixing kita akan MoU dengan kepolisian. Apa pun yang berkaitan dengan match fixing tapi bukan orang dalam sistem keolahragaan. Kalau orangnya dari keolahragaan, kan kita bisa mengenai (sanksi) mereka dengan regulasi kita. Tapi kalau sudah diluar, misalnya bandar judi mana. Berarti warga sipil, itu kita meng-extend ke luar.

Kapan MoU itu?

Assignment-nya tidak penting. Yang penting kapan periode menegakkan itunya. Caranya kita lagi godok. Yang penting bukan kapan sign-nya, tapi kapan kita melakukan itu.

Andai nanti sanksi PSSI dicabut, kemudian PSSI aktif kembali, apakah ISC akan berhenti atau jalan terus?

Ya ini kan kenginan klub, jadi semua, kalau sudah kick off, akan berjalan sampai akhir kompetisinya.

Jadi ISC Ini hanya satu musim?

Ya, ini satu season. ISC ini terobosan. Terobosan ini datang karena ada kebuntuan, dan lahirlah PT GTS. Ini bukan liga tandingan, kalau kondisi kembali normal maka GTS ini akan kembali ke PT Liga Indonesia. Apakah nanti PT GTS diakuisi penuh? Itu teknis. Saya Belum tahu.(dkk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gandeng KPK Ungkap 57.724 PNS Misterius


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler