Para pengamat memperingatkan masalah terkait narkoba dan sabu-sabu di Australia akan semakin memburuk, jika pemerintah Australia tidak memberikan perhatian yang serius soal rehabilitasi bagi para pencandu. Masalah pendanaan rehabilitasi memiliki peranan penting.

Pemerintah telah mengisyaratkan untuk mengambil pendekatan hukum, dengan menyediakan saluran hotline bagi mereka yang ingin melaporkan keberadaan para pengedar narkoba, atau istilahnya 'dob-in-dealer'.

BACA JUGA: Enam Tips Untuk Pemusik Pemula dari Musisi Australia

Tetapi para pengamat kesehatan mengatakan para pecandu bisa direhabilitasi dengan sukses. Karenanya sektor rehabilitasi memiliki peranan penting dan perlu mendapat dukungan, jika Australia hendak memerangi narkoba jenis sabu-sabu.

Reporter ABC, Michael Edwards mengunjungi salah satu pusat rehabilitasi narkoba terbesar di Australia, yang berada di Lilyfield, pinggiran kota Sydney.

Siang hari di pusat rehabilitasi tersebut, terlihat puluhan pria dan wanita muda berbaris dengan nampan, menunggu untuk mendapatkan makanan.

BACA JUGA: Banyak Warga Sydney dan Melbourne Ingin Berselingkuh

Mereka berasal dari berbagai latar belakang dan berasal dari segala penjuru Australia. Tapi mereka sama-sama sedang berjuang untuk melawan kecanduan terhadap sabu-sabu. 

"Suatu hari saya pergi keluar hanya mencoba sabu-sabu, dan setelah itu saya merasa cocok sehingga berhenti menggunakan obat-obatan lainnya," ujar Dan, pria berusia 23 tahun asal Melbourne.

BACA JUGA: Politisi di Melbourne Dituduh Gunakan Dana Partai untuk Biaya Lifestyle

Meski awalnya hanya mencoba-coba dan dipakai saat sedang bergaul, tetapi membuatnya menjadi sangat ketagihan.

"Saya pernah mencuri [uang] dari orang tua saya, orang-orang sekitar juga, untuk mendapatkan uang dan membeli sabu-sabu," ujarnya.

Pecandu lainnya adalah Jamie, yang kini berusia 26 tahun. Narkoba telah membuatnya kehilangan pekerjaan dan mendekam di penjara. Hingga akhirnya pengadilan meminta dirinya untuk melakukan rehabilitasi.

"Saya sedikit takut berpikir ke masa depan. Sebelum menjadi candu dengan obat saya memiliki banyak tujuan dan motivasi," ujar Jamie.

Sekarang ia mengaku kalau berada di tingkat kehidupan paling bawah, sehingga harus kembali menata ulang tujuan hidupnya.Narkoba jenis sabu-sabu. Foto: Kepolisian New South Wales


Garth Popple dari We Help Ourselves, sebuah organisasi yang membantu para pecandu, mengatakan kunci keberhasilan dari rehabilitasi adalah kesabaran.

"Dari 100 orang yang direhabilitasi, 60 orang biasanya akan kembali lagi kecanduan," kata Popple.

"Sekarang mungkin terdengar mengerikan, tapi 40 persen bisa melanjutkan hidup mereka. Kemudian dari 60 kambuh, 40 persennya bisa berhasil keluar dari masalah, jadi terus secara bertahap akan berkurang jumlah pecandu," tambahnya. 

Tapi mendapatkan tempat di pusat rehabilitasi di Australia pun tidak mudah. Dengan kapasitas yang tidak banyak, tak heran jika mereka yang mendaftar harus menunggu dengan lama. Hal ini pun akan menyebabkan tekanan lain bagi para keluarga pecandu.

mantan direktur dari dewan nasional Australia untuk urusan narkoba, Gino Vumbaca, mengatakan sektor rehabilitasi membutuhkan lebih banyak dana.

"Ada sangat sedikit dana untuk beberapa tahun. Pengurangan dana terjadi sejak era Perdana Menteri John Howard. Kita telah melihat kurangnya pertumbuhan dana, dan malah terus dikurangi," jelasnya.

Yang ia khawatirkan adalah pemerintah yang semakin terfokus pada pendekatan hukum dan ketertiban untuk masalah ini.

Partai Buruh, sebagai pihak oposisi mengatakan Pemerintah telah dilucuti memangkas 800 juta dolar dari dana kesehatan untuk rehabilitasi alkohol dan narkoba serta program pencegahan.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa Kamboja Teliti Radar Kelautan di Australia

Berita Terkait