jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Televisi Republik Indonesia Iman Brotoseno mengaku baru satu kali tulisannya dimuat di Majalah Playboy Indonesia, yaitu sebuah tulisan yang mengulas pariwisata bahari dan tidak mengandung unsur pornografi.
"Pernah dimuat hanya satu kali di majalah Playboy Indonesia, edisi September 2006 dengan judul 'Menyelam di Pulau Banda'. Tulisan ini fokus mengulas wisata bahari dan sama sekali tidak ada unsur pornografi," kata Iman dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (29/5).
BACA JUGA: Eks Kontributor Playboy Dipilih Jadi Dirut TVRI, HNW: Tidak Sesuai TAP MPR Etika Kehidupan Berbangsa
Dalam dunia kepenulisan, Iman banyak melahirkan tulisan-tulisan di blog pribadi atau majalah, mulai dari yang topiknya soal kebangsaan, sejarah, alam, fotografi, masalah aktual (current issue), politik, budaya, dan agama Islam.
Pada tahun 2006 hingga 2008, dia menjadi kontributor foto dan artikel tentang penyelaman di berbagai majalah, salah satunya yang pernah dimuat di Majalah Playboy Indonesia.
BACA JUGA: Update Corona 29 Mei: Penambahan Pasien COVID-19 di Jakarta Meningkat, Ini Penjelasannya
Menurut Iman, Majalah Playboy Indonesia juga sering mewawancarai banyak tokoh nasional dan memuat tulisan banyak penulis lainnya.
"Tentunya hal itu tidak menghilangkan integritas penulis dan tokoh yang bersangkutan karena substansinya tidak terkait dengan pornografi," kata Iman.
BACA JUGA: Update Corona 29 Mei: Ada Delapan Provinsi yang Tak Ditemukan Kasus Positif Covid-19 Hari Ini
Iman juga mengatakan bahwa Dewan Pers menolak menyebutkan Majalah Playboy Indonesia melanggar pasal pornografi ketika putusan Mahkamah Agung menjatuhkan vonis kepada Pemimpin Redaksi Majalah Playboy Indonesia Erwin Arnada pada tahun 2010.
"Dewan Pers, secara tegas, menolak menyebutkan Majalah Playboy Indonesia melanggar pasal pornografi. Bahkan, Dewan Pers menilai keputusan tersebut merupakan bentuk kriminalisasi pers," ujar Iman.
Menurut Iman, semua orang pasti memiliki rekam jejak digital dan peristiwa masa lalu. Ia pun tidak pernah berbohong kepada publik tentang siapa dirinya. Hal itu semuanya dapat dilihat melalui rekam jejak digitalnya.
Dengan memiliki latar belakang sebagai seorang pekerja seni yang pernah menyutradarai film, berkecimpung di dunia penulis, dan menjadi fotografer, Iman menyadari bagi sebagian orang mungkin dirinya dianggap mempunyai cara pandang dan bersikap yang berbeda.
"Setiap orang memiliki rekam jejak masa lalu, termasuk bagaimana percakapan di media sosial. Apa pun itu, setiap orang tentu memiliki masa lalu, termasuk kesalahan yang dilakukan tanpa sengaja," katanya.
Apa pun yang diungkap lagi kini di tengah masyarakat akan dia jadikan sebagai kritik dan masukan supaya makin lebih baik ketika menyandang amanah bekerja di TVRI.
"Saya akan fokus bekerja sebaik mungkin untuk kepentingan masyarakat bangsa dan negara. Saya berdoa dan memohon rida Allah untuk senantiasa mampu mengemban beban amanah melalui jabatan Direktur Utama LPP TVRI," kata Iman. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan