Rekrutmen 1 Juta Guru PPPK, Indra Charismiadji Kritisi Pemerintah

Senin, 06 September 2021 – 11:47 WIB
Pengamat pendidikan Indra Charismiadji menilai rekrutmen 1 juta guru PPPK hanya akal-akalan pemerintah untuk menarik simpati guru honorer. Iustrasi Foto: Dika Rahardjo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan praktisi pendidikan Indra Charismiadji mengkritisi kebijakan pemerintah dalam program rekrutmen satu juta guru PPPK.

Indra menilai program rekrutmen 1 juta guru PPPK yang diklaim pemerintah sebagai rekrutmen terbesar dalam sejarah Indonesia itu hanya akal-akalan.

BACA JUGA: Jadwal Swab Antigen Gratis untuk Peserta Tes CPNS 2021 & PPPK

"Sekarang makin terang benderang kalau rekrutmen satu juta guru PPPK ini hanya proyek akal-akalan. Mana itu janjinya mau menyelesaikan masalah guru honorer," kata Indra kepada JPNN.com, Senin (6/9).

Dia menyebut propaganda dalam merekrut satu juta guru PPPK seolah-olah ingin menunjukkan bahwa pemerintah memiliki anggaran besar sehingga mampu merekrut ASN yang saat ini jumlahnya makin berkurang karena kebijakan moratorium sejak Presiden Joko Widodo memerintah pada 2014.

BACA JUGA: Masuk ke Malioboro, Bus Pariwisata Dihalau TNI dan Polri, Oh Ternyata

Padahal, kata Indra, jika dilihat dari proses rekrutmen guru PPPK ini banyak dengan kebohongan. Pemerintah seolah-olah ingin menyelamatkan guru honorer agar bisa lulus PPPK dengan memberikan afirmasi. Kemudian mereka diadu sesama guru honorer di seleksi kompetensi tahap pertama.

Namun, semua kebohongan pemerintah itu menurut Indra Charismiadji terjawab dengan penetapan passing grade atau nilai ambang batas PPPK guru.

BACA JUGA: Banyak Honorer Muda, Persaingan PPPK Guru Tahap I Ketat, Abaikan Dulu Afirmasi

"Kompetensi teknis berbeda-beda sesuai mata pelajaran dan rerata 300-an. Sosio-kultural dan manajerial 130, wawancara 24. Ya itu tinggi banget untuk guru honorer tua," ujar Indra.

Dia juga melihat seleksi kompetensi tahap pertama bisa menjadi jebakan bagi guru honorer usia 35 tahun ke atas. Pasalnya, ada banyak guru honorer muda yang mengabdi di sekolah negeri dan terdata di Dapodik.

Sejatinya guru honorer muda tersebut lebih condong ke rekrutmen CPNS. Namun, karena tahun ini tidak ada rekrutmen guru CPNS akhirnya mereka beralih ke seleksi PPPK.

"Itu ancaman bagi guru honorer 35 tahun ke atas yang sudah mengabdi lama," ucapnya.

Diakuinya guru honorer muda tidak mendapatkan afirmasi tetapi dengan kompetensinya bisa mendapatkan nilai lebih tinggi. Mengingat guru honorer muda merupakan lulusan universitas maupun Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

"Saya tidak merendahkan guru honorer tua, ya, tetapi mereka ini latarnya lulusan SMA/Sekolah Pendidikan Guru kemudian ada tuntutan UU Guru dan Dosen harus sarjana maka mereka kuliah lagi," tuturnya.

BACA JUGA: Mas Nadiem, Guru Honorer Minta Passing Grade PPPK 2021 Diturunkan

Indra menambahkan rekrutmen satu juta guru PPPK hanya ingin agar Mendikbudristek Nadiem Makarim dicintai para guru honorer. Faktanya malah hanya angin surga.

"Sepertinya formasi PPPK guru yang tersedia akan dilibas oleh guru honorer tua, guru swasta, dan lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Guru honorer tua hanya sedikit yang akan terakomodir," pungkas Indra. (esy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler