jpnn.com, BOGOR - Kasus meninggalnya 540 petugas Pemilu 2019 menjadi keprihatinan semua pihak. Tidak terkecuali para rektor se-Bogor. Mereka pun mendesak agar pihak kepolisian menyelidiki kasus tersebut.
“Kita turut prihatin Pemilu 2019 telah memakan korban hampir 500 petugas. Untuk itu, kami mendorong pihak yang berwajib menelusuri kejadian ini biasa atau luar biasa,” ujar Rektor IPB Arif Satria pada konfrensi pers 7 Pesan Bogor di IICC Botani Square, Kamis (9/5/2019).
BACA JUGA: Ratusan Petugas Pemilu Meninggal, Prabowo: ini Belum Pernah Terjadi
BACA JUGA: Rektor UIN Suska Belum Berhasil Hubungi Ustaz Abdul Somad
Pihaknya mendesak agar kasus tersebut dituntaskan, dan meminta kepada KPU untuk transparan, adil serta jujur. “Kita bergerak secara independen. Ini adalah suara rektor mewakili perguruan tinggi. Mewakili semua yang di perguruan tinggi,” tandasnya.
BACA JUGA: Prabowo Minta Dilakukan Visum kepada Petugas Meninggal Selama Pemilu 2019
Selain itu, para rektor juga mengajak publik, khususnya mahasiswa dan para dosen agar tidak terprovokasi elit politik yang memihak. Terutama provokasi-provokasi melalui sosmed.
“Media sosial tak bisa dibendung. Masuk sampai ke kampus, ke semua pihak, bahkan sampai keluarga. Kalau kita tidak selamatkan akan jadi perpecahan di masyarakat. Termasuk di lingkungan kampus yang akhirnya tidak kondusif,” sambung Rektor Universitas Pakuan Bibin Rubini di tempat yang sama.
BACA JUGA: Kalau Perlu Silakan Bentuk Tim Investigasi Terkait Petugas KPPS Meninggal Dunia
BACA JUGA: Mahfud MD Klarifikasi Pernyataan soal Penetapan Rektor di UIN Jakarta
Menurut Bibin, ada kekhawatiran jika polarisasi semakin tidak terbendung, akan menimbulkan perpecahan. “Untuk itu kita mengajak juga untuk rektor dari perguruan tinggi di wilayah lain untuk bergerak bersama. Agar masyarakat ini utuh dan damai,” ungkapnya. (ysp)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU Klaim Sudah Ada Audit Kesehatan Petugas KPPS yang Meninggal Dunia
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti