Rektor UNS Sesalkan Insiden Gilang Endi, Lalu Sindir Alumni

Rabu, 03 November 2021 – 23:30 WIB
Rektor UNS Prof. Dr. Jamal Wiwoho (berdiri di tengah) saat berbincang dengan beberapa awak media di rumahnya, Kecamatan Banjarsari, Surakarta, Rabu (3/11). Foto: Romensy Agustino/JPNN.com

jpnn.com, SOLO - Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Prof. Dr. Jamal Wiwoho mengomentari dugaan tentang praktik kekerasan dalam unit kegiatan menwa di kampusnya.

Menwa di UNS menjadi sorotan luas setelah salah satu anggotanya, Gilang Endi Saputra, meninggal dunia akibat kekerasan dalam kegiatan pendidikan dan latihan dasar (diklatsar) beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Ada yang Janggal di Markas Menwa UNS setelah Gilang Endi Meninggal, Lihat

Jamal menyesalkan peristiwa itu serta meminta maaf kepada kedua orang tua Gilang dan seluruh elemen masyarakat.

Menurutnya, ada tahapan sanksi bagi unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang melanggar Peraturan Rektor UNS No 26 tahun 2020 tentang Organisasi Kemahasiswaan. Tahapan sanksinya ialah peringatan, pembekuan, dan pembubaran.

BACA JUGA: UNS Bentuk Tim Evaluasi Menwa, Bagaimana Nasib Batalyon 905 Jagal Abilawa?

"Saya sudah keluarkan surat pembekuan (Menwa Batalyon 905 Jagal Abilawa UNS, red). Kami akan lihat gradasi-gradasi pelanggaran untuk sampai pada keputusan pembubaran," ujar Jamal kepada wartawan di Solo, Rabu (3/11).

Sejauh ini, Rektorat UNS sebatas melakukan kajian tentang dugaan praktik kekerasan dalam UKM menwa saja. Namun, Jamal membuka diri untuk berbagai masukan tentang adanya pelanggaran di UKM lainnya.

BACA JUGA: Gilang Endi Meninggal, Tradisi Mengerikan di Menwa UNS Terungkap

"Kalau ada laporan-laporan di luar itu, ya tidak masalah. Kami terbuka kalau ada tindakan-tindakan yang kurang baik," ujar Jamal.

Ditanya tentang berbagai kabar di media sosial yang membeber tindak kekerasan dalam kegiatan Diklatsar Menwa UNS, Jamal menyatakan pihaknya akan melakukan verifikasi atas informasi tersebut.

"Kalau itu betul, bukti-buktinya harus ada dan datanya harus akurat. Bisa saja kami jadikan bukti baru dalam kasus yang berbeda," kata Jamal.

Mahaguru ilmu hukum itu justru menyindir alumni UNS yang mengumbar tuduhan tanpa bukti melalui media sosial. Menurutnya, ada konsekuensi untuk tuduhan yang tak disertai bukti.

"Bilang aku cinta padamu itu gampang, tetapi perlu diaktualisasi dengan tindakan. Bilangnya cinta, tetapi main tangan. Bukan cinta namanya," pungkasnya.(mcr21/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gilang Endi Meninggal Dunia, Apakah Kampus Masih Butuh Menwa?


Redaktur : Antoni
Reporter : Romensy Augustino

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler