jpnn.com, JAKARTA - Minat mahasiswa untuk mengikuti mata kuliah daring dari konsorsium Indonesian Cyber Education (ICE) Institute cukup tinggi.
Menurut Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Ojat Darojat, sejak diresmikan pada Juli 2021 sebagai marketplace (lokapasar) pembelajaran online di Indonesia, saat ini sebanyak 3.621 mahasiswa mengikuti perkuliahan di berbagai institusi pendidikan tinggi.
BACA JUGA: 27 PMI di Malaysia Meraih Gelar Sarjana, Rektor UT Sampaikan Pesan Khusus
Mahasiswa tersebut berasal dari Konsorsium ICE Institute dan 49 perguruan tinggi yang memanfaatkan ICE Institute sebagai lokapasar mata kuliah daring.
“ICE Institute sangat berperan dalam membuka akses pendidikan tinggi di Indonesia terhadap mata kuliah daring yang berkualitas bagi semua," kata Prof Ojat dalam webinar ICE Institute memperingati Hari Sumpah Pemuda, Rabu (27/10).
BACA JUGA: Oknum Mahasiswa Beraksi Tak Senonoh di Sepeda Motor Wanita Ditangkap, Ternyata Ini MotifnyaÂ
Ke depannya, lanjut Prof Ojat, peserta ICE Institute akan bisa menikmati beragam program yang disediakan untuk mencapai keterampilan khusus yang diperlukan Indonesia dalam bentuk microcredential, seperti game developer, kecerdasan artifisial untuk pendidikan, dan lainnya. Ini akan makin mengukuhkan ICE Institute dalam menyediakan layanan merdeka belajar untuk semua.
Sementara Plt Dirjen Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Diktiristek) Nizam berharap ICE Institute menjadi wahana peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia, memberikan akses pembelajaran daring guna pemerataan kualitas pendidikan. Juga menjadi lokapasar pembelajaran daring Indonesia di tingkat internasional.
BACA JUGA: Lestari Moerdijat Ajak Mahasiswa Aktif Sampaikan Nilai Kebangsaan ke Masyarakat
"Ini membuka kesempatan bagi kalangan pendidikan tinggi untuk berkolaborasi penelitian, melakukan pertukaran pelajar, dan juga proyek independen bersama diaspora Indonesia di seluruh dunia," tuturnya.
Melalui ICE Institute, lanjut Nizam, mahasiswa dan dosen Indonesia bisa berbagi informasi terdepan dalam berbagai bidang ilmu yang ditekuni diaspora.
Senada itu Kepala ICE Institute Paulina Pannen menyatakan bahwa webinar ilmiah dalam bidang pembelajaran daring dan berbagai bidang ilmu dengan melibatkan diaspora serta ahli bidang ilmu dari berbagai negara merupakan kegiatan rutin setiap bulan. Ini sebagai sarana berbagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Di samping kegiatan utama ICE Institute sebagai lokapasar yang sejak 15 Agustus 2021 menawarkan 138 mata kuliah daring dari Konsorsium ICE Institute yang terdiri dari 14 institusi pendidikan tinggi, serta 1.420 mata kuliah daring dari EdX -konsorsium MIT-Harvard kepada kalangan pendidikan tinggi di Indonesia.(esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Friederich
Reporter : Mesya Mohamad