jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 27 pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia resmi menyandang gelar sarjana.
Ke-27 PMI ini sejak awal bekerja sambil kuliah di Universitas Terbuka (UT) dengan memilih Program Studi (Prodi) Manajemen delapan orang, Ilmu Komunikasi enam, Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemah tujuh, Akuntansi empat, Administrasi Negara satu, dan Ilmu Pemerintahan satu orang.
BACA JUGA: 2 Penghargaan dari DJP Banten Memantapkan UT Menuju Digital Learning Ecosystem
Rektor UT Prof Ojat Darojat M.Bus, Ph.D mengungkapkan sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) yang menerapkan fleksibilitas pada pembelajaran secara terbuka dan jarak jauh, UT siap membantu pemerintah dalam peningkatan sumber daya manusia melalui digital learning ecosystem.
Tujuannya, ujar dia, untuk menciptakan layanan yang makin baik, pengambilan keputusan kian cepat, dan membuat performa organisasi UT terus meningkat, serta mengurangi biaya operasional.
BACA JUGA: Menaker Ida Sebut Indonesia Memiliki Peluang Penempatan PMI ke Korea
Dia menjelaskan untuk menyelesaikan studi sambil bekerja di UT tidaklah mudah, tetapi butuh perjuangan, kerja keras, dan kesabaran.
Namun, kesabaran dalam menempuh pendidikan sambil bekerja sebagai PMI di Malaysia telah membuahkan hasil yang membanggakan dengan diperolehnya gelar sarjana.
BACA JUGA: Ribuan Sarjana Kesehatan jadi Pengangguran, Begini Alasannya
"Kalian luar biasa dan membanggakan," tegas Prof Ojat dalam wisuda lulusan UT di Kuala Lumpur dan Johor, Malaysia, secara daring, Sabtu (9/10).
Ojat berpesan kepada wisudawan agar bangga menjadi alumni UT.
Sebab, pada Dies Natalis UT ke-37, UT memperoleh tiga penghargaan MURI, yakni perguruan tinggi dengan alumni terbanyak, perguruan tinggi dengan jangkauan layanan terluas, dan perguruan tinggi dengan lulusan terbanyak yang lulus seleksi CPNS 2019.
Banyaknya lulusan yang diterima menjadi CPNS, kata Ojat, membuktikan kapasitas UT yang mampu menerima jumlah mahasiswa besar (daya tampung) tanpa mengorbankan kualitas dan mampu bersaing di dunia kerja.
"Daya jangkau UT yang luas dapat dicapai berkat adanya 39 Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) dan satu Unit Layanan Mahasiswa Luar Negeri sehingga mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia sampai ke daerah terluar, dan memfasilitasi layanan pendidikan bagi WNI yang tinggal atau bekerja di luar negeri," tuturnya.
Saat ini, jumlah mahasiswa UT sebanyak 312.326 orang.
Dari jumlah tersebut, 2.245 orang berada di luar negeri yang tersebar di 44 negara dan 70 kota.
Sementara itu, mahasiswa UT yang terdaftar di Kuala Lumpur sebanyak 309, dan di Johor Bahru 209.
Prof Ojat menyebutkan mahasiswa UT di luar negeri masih sangat kecil apabila dibandingkan dengan jumlah WNI dan PMI di mancanegara.
Data Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencatat, sampai Mei 2021, jumlah PMI yang ada di luar negeri sekitar 1,8 juta orang.
Dari jumlah tersebut, 90 persen di antara mereka adalah lulusan SMA/SMK ke bawah, sehingga potensi untuk menaikkan jumlah mahasiswa UT di luar negeri masih sangat terbuka.
Menurut Ojat, kondisi ini merupakan peluang bagi UT untuk memberikan akses pendidikan bagi para PMI ke jenjang pendidikan tinggi.
"Dengan pemanfaatan kesempatan semacam ini diharapkan saat kembali ke Indonesia para PMI mengembangkan potensinya dan berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian negara," ucapnya.
Prof Ojat juga memberikan selamat kepada para wisudawan terbaik yaitu Indri Astuti dari Prodi Manajemen dengan IPK 3,07, Apriliana Prodi Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemah (3,06), dan Yayuk Sulastri Tambunan Prodi Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemah (3.01). (esy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Boy
Reporter : Mesya Mohamad