Relawan Jokowi Sebut Banyak BUMN Salah Kelola

Senin, 07 Desember 2015 – 22:09 WIB
Ilustrasi. FOTO: dok/jpnn.com

jpnn.com - JAKARTA - Sejumlah relawan Jokowi yang masuk ke jajaran komisaris BUMN menemukan banyak BUMN salah kelola. Padahal, seharusnya berbagai perusahaan pelat merah itu menjadi lokomotif perekonomian nasional, bukannya malah menjadi beban negara. 

“Saat ini, Indonesia memiliki 119 BUMN yang mencakup 14 perusahaan umum (Perum), 85 perseroan, dan 20 perseroan terbuka (Tbk). Saat ini profit seluruh BUMN sekitar Rp 145 triliun. Itu pun hanya dihasilkan oleh 20 BUMN,” kata Komisaris Krakatau Steel, Tbk Roy Maningkas, Senin (7/12). 

BACA JUGA: Pengembang Ogah Bangun Rumah Murah? Tolak Saja IMB-nya!

Nah, kata dia, perusahaan yang tidak mengasilkan keuntungan malah menjadi menjadi beban negara. “Ini sangat memprihatinkan,” imbuhnya.

Roy melanjutkan, beberapa BUMN yang untung merupakan perusahaan yang cenderung proteksi dan tidak perlu susah, karena sudah memiliki pasarnya.

BACA JUGA: 3 Rekomendasi JAPNAS Kepada Pemerintah Kembangkan Industri Kreatif

Sementara itu, Komisaris Indofarma Tbk Teddy Wibisana mengatakan, seharusnya semua BUMN menjadi satu kesatuan dan menjadi kekuatan ekonomi yang sangat besar. Sebab, total asetnya sebesar Rp 4.600 triliun. 

“Sebenarnya, jika perusahaan-perusahaan ini dikelola dengan tepat sebagai kesatuan, BUMN bisa berperan sebagai agen perubahan,” kata Teddy.

BACA JUGA: Petani Tagih Janji Presiden Jokowi

Seperti diketahui, ada sebelas relawan yang telah masuk menjadi komisaris di BUMN memberikan keterangan pers tentang masih banyaknya BUMN yang salah kelola.

Mereka di antaranya adalah Komisaris Krakatau Tbk Hilmar Farid, Komisaris Danareksa Kartika Djoemadi, Komisaris Indofarma Teddy Wibisana, Komisaris Waskita Karya Victor Sirait, Komisaris Telkom Tbk Margiyono, Komisaris Telkomsel Tbk Diaz Hendropriyono, Komisaris BTN Arie Coerniadi, Komisaris Semen Indonesia Tbk Sonny Subrata dan Komisaris Hotel Indonesia Natour Michael Umbas.

“Setelah ikut terlibat dalam proses pengambilan kebijakan di dalam tubuh BUMN. Kami melihat ada beberapa agenda yang mendesak harus dilakukan,” ujar Teddy.

Pertama, kata dia, pembenahan pengelolaan BUMN sebagai sebuah kesatuan yang dapat menjalankan agenda pembangunan secara sinergis. Kedua, pembersihan BUMN sebagai sebuah kesatuan yang dapat menjalankan agenda pembangunan secara sinergis. 

Nah, yang ketiga, peningkatan efisiensi di tiap BUMN melalui pengembangan teknologi, manajemen dan sumber daya manusia. 

Keempat, mengikis mental proyek yang dapat mendominasi banyak BUMN. “Hanya dengan langkah-langkah konkret yang dilakukan segera inilah BUMN bisa menjadi kekuatan ekonomi yang menjalankan program jalan perubahan secara konsekuen,” kata Vicktor Sirait, komisaris Waskita Karya Tbk. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjualan Mobil Tahun Ini Anjlok!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler