Relawan Mandiri Penanganan Covid-19 Diimbau Mematuhi Protokol Kesehatan

Minggu, 29 Maret 2020 – 23:58 WIB
Inisiator Gerakan Satu Bangsa Stefanus Gusma. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Penyebaran Virus Corona/Covid-19 makin hari kian meluas. Dari data perkembangan Covid-19 di Indonesia yang dilansir dari www.covid19.go.id terkonfirmasi bahwa yang terkena paparan Covid-19 makin bertambah.

Per 29 Maret 2020 update Pkl 13.00 WIB, terdapat 1.285 kasus positif covid-19 dimana yang dirawat 1107 orang, meninggal 114 orang dan sembuh 64 orang.

BACA JUGA: Berkhotbah di Jumatan, Sebut Corona Hasil Konspirasi Yahudi & AS untuk Tutup Masjidilharam

Pemerintah sedang bekerja ekstra untuk melawan pandemi virus Corona ini dalam berbagai upaya yang dituangkan dalam kebijakan-kebijakan yang terintegrasi dengan daerah baik dengan provinsi maupun kabupaten/kota. Tidak semata pada masalah isu kesehatan saja akan tetapi juga berdampak besar pada ekonomi masyarakat.

Per 28 Maret 2020 pkl 17.00 WIB, BNPB telah merekrut 5.816 relawan percepatan penanganan Covid-19 dari berbagai daerah baik relawan medis dan non-medis. Relawan medis sejumlah 1.808 orang, sedangkan relawan non-medis 4808 orang.

BACA JUGA: Pemerintah Harus Serius Menanggapi Ultimatum dari PB IDI

Selain itu, banyak juga organisasi massa atau perkumpulan yang membuka posko relawan dan posko darurat secara mandiri, sukarela dan swadaya untuk membantu pemerintah merespons pandemi ini.

Inisiator Gerakan Satu Bangsa Stefanus Gusma memberikan apresiasi atas keterpanggilan para relawan dalam misi besar kemanusiaan ini. Namun ada hal yang tentunya penting dan urgen untuk juga dipahami ada risiko besar yang harus ditanggung yaitu keselamatan dan kesehatan para relawan itu sendiri.

BACA JUGA: Sejauh Mana Efektivitas Menghadapi Lonjakan Covid-19?

“Idealnya pengorganisasian relawan harus ditopang dengan protokol kesehatan dan protokol kebencanaan yang memadai sehingga jangan sampai menambah korban yang baru,” kata Gusma dalam keterangan persnya, Minggu (29/3).

Terkait dengan hal tersebut, Gusma mengusulkan untuk menata kembali program kemanusiaan terutama bagi para relawan yang tergabung di pokso-posko mandiri yang sudah merelakan diri untuk siap bekerja membantu Pemerintah melawan penyebaran Covid-19 ini.

“Saya berharap supaya konsolidasi APD (Alat Pelindung Diri), masker, hand sanitizer dan yang lainnya untuk tidak lagi dibagikan di jalan akan tetapi langsung diarahkan ke Rumah Sakit, Faskes lainnya, Wisma Atlet atau bisa berkoordinasi dengan BNPB dan BPBD pada wilayah masing-masing” ujar Gusma.

Gus mengingatkan kalau ingin membantu warga secara langsung maka harus menghindari untuk mengumpulkan warga.

Gusma meminta program karitatif penyemprotan disinfektan juga harus menggunakan APD dan melaksanakan protokol kesehatan yang telah disosialisasikan oleh pemerintah.

Kemudian juga racikan sendiri hand sanitizer atau pun disinfektan sudah dirasa sangat baik akan tetapi hasilnya jauh lebih baik jika dipakai sendiri atau dapat didistribusikan ke Rumah Sakit, Faskes, BNPB atau BPBD setempat, karena tim medis sangat membutuhkan.

“Mungkin ada yang tidak setuju, tetapi situasinya memang yang kita lawan adalah sesuatu yang tidak terlihat. Physical Distancing masih menjadi yang terbaik, sembari menunggu tindak lanjut pemerintah,” ujar Gusma.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler