Relief Borobudur Diwujudkan jadi Tarian, Ganjar: Supaya Wisatawan tidak Bosan

Kamis, 08 April 2021 – 22:59 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo saat menyaksikan tarian di kawasan Borobudur. Foto: IG @ganjarpranowo

jpnn.com, MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bukan hanya bersama Trie Utami, Dewa Budjana, dan Purwatjaraka mewujudkan seni musik yang tertera dalam relief Borobudur.

Kini ada seni tari yang terinspirasi dari cerita di candi bersejarah tersebut. Relief-relief yang terukir di dinding Candi Borobudur itu sebentar lagi menjadi suguhan sendratari yang menarik.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Waspada Siklon Tropis Seroja,Yayasan Keluarga Soeharto Harus Angkat Kaki, Tagih Janji Mahfud

Balai Konservasi Candi Borobudur telah menggandeng sanggar-sanggar tari di Magelang untuk mewujudkannya. Hal itupun membuat Gubernur Ganjar gembira.

“Ini nanti pasti akan menjadi pertunjukan yang sangat menarik. Setelah tadi saya membahas seni musik. Sekarang ada seni tari. Ini luar biasa," jelas Ganjar pada Kamis (8/4).

BACA JUGA: Dewa Budjana dan Trie Utami Bikin Pak Ganjar Terpana

Dia memang mendorong pembangunan kawasan Borobudur agar tak hanya fokus pada bangunan fisik, tetapi juga kesenian, budaya, arsitektur, lingkungan, dan lainnya juga harus dikembangkan.

"Sehingga wisatawan yang datang tidak akan bosan. Dia akan benar-benar mendapatkan soul dari Borobudur," tuturnya.

BACA JUGA: Jadi Mandor, Ganjar Keliling Periksa Pembangunan Kawasan Borobudur

Sementara itu Seksi Dokumentasi dan Publikasi Balai Konservasi Borobudur, Isni Wahyuningsih mengatakan beberapa cerita dalam relief telah dipelajari dan dibuat koreografinya.

Diketahui, terdapat lebih dari 1.200 relief di Candi Borobudur yang memiliki cerita menarik.

"Kami telah mengkaji potensi relief itu, dan menginterpretasikan cerita-cerita dalam relief itu dalam bentuk tarian. Ada banyak cerita, misalnya Karmawibhangga, Lalitawistara, Jataka Awadana, Gandawyuha dan lain sebagainya," kata Isni.

Dari cerita-cerita di relief itu, pihaknya telah membuat koreografi-koreografi untuk diejawantahkan dalam bentuk tari.

Untuk mewujudkan itu, Balai Konservasi Borobudur telah menggandeng sangar-sanggar tari dan masyarakat sekitar.

"Hal ini penting, karena pemaknaan dan nilai-nilai di relief itu diberikan pada generasi penerus untuk pembelajaran. Jadi tidak hanya fisiknya yang kami lestarikan, tapi juga nilainya," jelasnya.

Sebenarnya, lanjut dia, potensi seni tari dari relief candi Borobudur sangat banyak. Namun, untuk saat ini, baru enam tarian yang sedang dikembangkan.

"Karena pandemi ini, workshopnya dibatasi. Kami baru mengembangkan enam tarian dan menggandeng enam sanggar. Tarian kami ambil dari cerita Jataka Awanda, salah satunya kisah Manohara," pungkasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler