Seorang remaja Indonesia berhasil bertahan hidup setelah selama 49 hari terapung di lautan dengan hanya memakan ikan dan air laut yang ia tadahi dengan pakaiannya.
Aldi Novel Adilang, 18 tahun, dipekerjakan untuk menjaga agar keramba jaring apung, tapi keramba itu tergelincir tambatannya dan ia mendapati dirinya terseret arus dan terapung di lautan.
BACA JUGA: Buruh Peternakan Racuni Ratusan Elang Dengan Bahan Kimia Di Victoria
Dia mengaku dia akan menyalakan lampu setiap kali dia melihat kapal lain dan tidak dapat mengingat berapa banyak kapal yang lewat tanpa menyadari keberadaan dirinya.
Konsulat Indonesia di Osaka, Jepang, mengatakan remaja itu berhasil diselamatkan oleh kapal berbendera Panama dari Guam pada 31 Agustus (waktu setempat), sekitar 1.900 kilometer dari lokasi aslinya, dan kembali ke Indonesia dengan diantar pejabat Indonesia awal bulan ini.
BACA JUGA: Kasus HIV Di Australia Turun Signifikan 5 Tahun Terakhir
Dia telah dipekerjakan sejak usia 16 tahun di salah satu pekerjaan paling sepi di dunia: sebagai petugas yang menyalakan lampu di atas rompong - sebuah rakit kayu dengan pondok di atasnya â yang tertambat sekitar 125 kilometer di lepas pantai Sulawesi Utara.
Garis pantai tidak terlihat dari rakit-rakit nelayan romping dan sejumlah besar rompong berjarak beberapa kilometer satu sama lain, kata ibu Adilang, Net Kahiking.
BACA JUGA: Turis Australia Ajar Bahasa Inggris Tanpa Kualifikasi Dipermasalahkan
Persediaan makanan dan kebutuhan lainnya biasanya diturunkan ke penjaga lampu sekitar sekali seminggu. Photo: Aldi Novel Adilang duduk di kapal yang menyelamatkannya. (AP/Indonesian Consulate General in Osaka)
"Saya berada di rakit selama satu bulan dan 18 hari. Makanan saya habis setelah minggu pertama," kata Adilang.
Ketika tidak hujan selama berhari-hari, dia mengatakan dia "harus merendam pakaian saya di laut, lalu saya meremas dan meminum airnya."
Ayah remaja itu, Alfian Adilang, mengatakan keluarganya sangat gembira saat anaknya pulang tetapi marah dengan majikannya.
Keramba jaring apung yang diurusnya ditambatkan dengan tali dan Adilang mengatakan gesekan yang kuat telah menyebabkan tali itu putus.
"Saya pikir saya tidak akan pernah bertemu orang tua saya lagi, jadi saya hanya berdoa setiap hari," katanya.
MV Arpeggio, yang menyelamatkan Adilang dari Guam, menghubungi misi Indonesia di Osaka ketika merapat dan pejabat menangkapnya pada 6 September, kata konsulat Osaka dalam sebuah pernyataan.
Ia kembali ke Indonesia pada 8 September lalu.
AP
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sydney Mulai Bangun Bandara Kedua di Badgerys Creek