Remitansi TKI Tembus Rp 60 Triliun

Senin, 13 Oktober 2014 – 06:46 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Uang yang dikirim ke Indonesia melalui bank nasional (remintansi) terus bertambah seiring meningkatnya permintaan tenaga kerja Indonesia (TKI) dari berbagai negara. Diperkirakan jumlah remitansi yang terkirim dari Januari hingga Agustus tahun ini sudah tembus Rp 60 triliun.

Direktur Promosi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Anjar Prihantono mengatakan, permintaan TKI profesional makin besar dibandingkan yang non-profesional seperti pekerja rumah tangga dan pekerja tanpa keahlian (unskilled). "Sebagian besar TKI di Malaysia sekarang yang memiliki pekerjaan-pekerjaan bergengsi. Yang unskilled sedikit. Justru posisi-posisi senior itu banyak diisi oleh orang Indonesia," ujarnya Minggu (12/10)

BACA JUGA: Gelar Pelatihan, PNM Terus Kembangkan UMKM

Hal itu turut mendongkrak uang yang dikirim uang para TKI dari luar negeri. Berdasarkan negara penempatan, remitansi TKI tertinggi berasal dari TKI yang bekerja di negara-negara Kawasan Asia Pasifik, kemudian disusul dari negara-negara penempatan di kawasan Timur Tengah, dan Afrika, baru kemudian Amerika dan negara-negara penempatan di Eropa dan Australia. "Itu semakin menjadikan TKI sebagai pahlawan devisa bagi Indonesia," tambahnya.

Pemerintah memang pantas bergembira karena permintaan TKI sari berbagai negara terus bertambah. Hal itu terlihat dari permintaan TKI ke gerai BNP2TKI di Trade Expo Indonesia (TEI) ke-29 membeludak.

BACA JUGA: 2016 Indonesia Terancam Krisis Daging Sapi

Di pameran itu sejumlah negara mendaftarkan permintaan kebutuhan TKI hingga 11.800 tenaga kerja. "Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar 4.700 tenaga kerja yang didominasi oleh sektor hospitality dan konstruksi," ungkapnya.

Saat ini, lanjut Anjar, sektor jasa sedang berkembang pesat. Namun dari semua sektor jasa yang ditawarkan oleh tenaga kerja Indonesia, sektor konstruksi dan minyak dan gas (migas) merupakan sektor yang bisa menghasilkan devisa terbesar. "Satu orang pada sektor itu bisa meraup antara USD 7.000-USD 14.000. Sedangkan untuk negara penerima ekspor TKI terbesar sekarang masih ditempati oleh Malaysia dan Timur Tengah," tuturnya.

BACA JUGA: Dirut RNI Sebut Kartel Masih Marak di Era SBY

Produk jasa menjadi salah satu komoditas ekspor yang mendapat perhatian penting selain komoditas ekspor lainnya. Itu sebabnya BNP2TKI menganggap TEI merupakan salah satu ajang terpenting untuk menunjukkan kualitas jasa Indonesia. "TEI ini bukan hanya untuk barang, tapi juga pelayanan, inovasi, sumber daya manusia, sertifikasi, kompetensi, dan semuanya. Dengan adanya TEI ini, kita bisa menunjukkan itu semua ke negara-negara," tambahnya.

Anjar berharap ke depannya sektor pelayanan jasa TKI ini semakin inovatif, kreatif, dan profesional. Dengan demikian pengiriman TKI keluar negeri bisa terus bertambah. Selanjutnya, mereka dapat kembali ke Tanah Air dan mengembangkan usaha sendiri dengan berwirausaha (entrepreunership) di daerahnya masing-masing.

"Saya berharap setelah sukses mereka bisa kembali ke Indonesia dan membangun, serta mengembangkan daerahnya melalui industri kreatif dan industri potensial yang lain," jelasnya. (wir)

REMITANSI TKI
Tahun          Jumlah Remitansi

  2010            Rp 60,766 triliun
  2011             Rp 61,390 triliun
  2012            Rp 67,867 triliun
  2013            Rp 90,360 triliun
  2014*           Rp 48 triliun

Ket* = Januari-Juni 2014

BACA ARTIKEL LAINNYA... Genap Berusia 50, RNI Rambah Bisnis Properti


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler