JAKARTA – Rencana pembangunan mass rapid transit (MRT) di Jakarta yang digagas sejak 2005 hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda signifikan bakal diwujudkanKetika Jepang dilanda bencana gempa dan tsunami, banyak yang khawatir proyek MRT tak akan terwujud
BACA JUGA: Disangka Bom, Ternyata Pakaian Kotor
Maklum, di antara 144,322 miliar yen anggaran yang dibutuhkan untuk membangun megaproyek itu, sekitar 120,017 miliar yen dipinjam dari JICA (Japan International Cooperation Agency) dengan skema special term for economic partnership
BACA JUGA: Wako Depok Dinilai Tak Tahu Aturan
Dari kesanggupan sekitar 120 miliar yen itu, baru sedikit yang telah dikucurkan JICA
BACA JUGA: Raskin Ditolak Pemkot Tangerang
Berarti, dana yang telah diterima pemerintah Indonesia baru 50 miliar yenMasih ada 71,867 miliar yen yang tertundaLalu, apakah Jepang akan melanjutkan komitmennya."Tentunya pinjaman itu akan secara bertahapSetidaknya saya ingin katakan, sampai kami ingin membangun kostruksinya pun kami sudah amanSaya kira secara keseluruhan nanti aman, setidaknya agreement-nya sudah ada," kata Deputi Gubernur DKI Bidang Transportasi Sutanto Soehodo dalam diskusi Problematika dan Solusi Efektif Mengatasi Kemacetan Jakarta di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, Selasa (22/3).
Dia mengakui, dalam perjanjian kerja sama antara dua pihak, bisa saja terjadi perubahanDia meminta masyarakat memercayakan kepada pemerintah agar masalah tersebut bisa diselesaikan dengan baik"Ya namanya bencana alam, apa pun bisa saja berubahTapi, mereka (Jepang) mengaku tetap komit akan terus memberikan bantuan," ungkapnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo juga menyatakan bahwa bencana gempa bumi dan tsunami di Jepang tidak akan memengaruhi pembangunan MRT di JakartaSetidaknya, untuk tahap I Lebak Bulus–bundaran HI, dananya sudah adaSaat ini pemerintah DKI Jakarta sedang mempersiapkan tender jalur itu, sehingga diharapkan pembangunan fisik bisa dimulai April 2012.
Hal tersebut dipertegas Menko Perekonomian Hatta Rajasa yang menyatakan bahwa komitmen investasi Jepang ke Indonesia tidak akan terganggu karena gempa bumi dan tsunami di JepangDia memastikan komitmen yang telah disepakati itu akan tetap berjalan"Seluruh program yang sudah menjadi komitmen dengan Jepang tetap akan jalan," tegasnya.
Dia memastikan tidak ada penundaan berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang terkait dengan bantuan JepangPoyek-proyek itu akan berlangsung sesuai dengan rencana
"Tidak ada yang ditundaMisalnya, apakah itu yang terkait dengan geotermal, MRT, proyek transportasi, semua berjalanTidak ada yang ditunda sampai sejauh ini," tuturnya.
Namun, hal yang berbeda diungkapkan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Dedy SPriatnaDia memperkirakaan bencana di Jepang akan memengaruhi beberapa proyek kerja sama dengan negara lainSangat mungkin proyek-proyek yang mendapat bantuan dari Jepang molor dari jadwal semula
Sebab, Negeri Sakura itu pasti akan lebih fokus melakukan pemulihan pascabencana tsunami"Sangat mungkin banyak yang molor," ujarnya
Jika (proyek MRT) hanya molor, mungkin masih lumayanBagaimana jika proyek itu batal diwujudkan atau tidak jelas kapan diwujudkan?
Head of Coporate Communications PT MRT Jakarta Manpalagupta Sitorus memastikan proyek MRT akan terus berjalanDia menuturkan, pembangunan secara bertahap akan dilakukanUntuk tahap I, akan dibangun rute Lebak Bulus–bundaran HI sepanjang 15,5 kilometer dengan perincian 10,5 kilometer di permukaan tanah serta 5 kilometer di bawah tanah
Di sepanjang rute tersebut nanti dibangun enam stasiun bawah tanahYakni, di Masjid Al Azhar, Istora Senayan (Ratu Plaza), Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan bundaran Hotel Indonesia (HI).
Tujuh stasiun akan dibangun di atas tanah (elevated)Yakni, di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, H Nawi, Blok A, Blok M, dan SisingamangarajaTahun ini pemerintah DKI Jakarta akan memulai tender dan pekerjaan fisik diharapkan bisa dimulai tahun depan
Proyek MRT Lebak Bulus–bundaran HI ditargetkan bisa mulai beroperasi pada November 2016"Nanti dari Lebak Bulus ke bundaran HI hanya butuh waktu kurang dari 30 menit," ungkapnya.
Gupta mengungkapkan, desain dasar proyek MRT tahap I (Lebak Bulus–bundaran HI) sudah selesaiSaat ini pihaknya akan memasuki tahap prakualifikasi tender pembangunanDiharapkan, pada pertengahan tahun ini sudah bisa dilakukan tender konstruksi"Target memulai konstruksinya pada 2012, sehingga diperkirakan MRT tahap I bisa beroperasi pada waktunya," katanya.
Untuk tahap II (bundaran HI–Kampung Bandan), akan dibangun jalur sepanjang 8,1 kilometerJalur MRT ke ujung Jakarta Utara itu akan mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi (2016, Red) dan diharapkan beroperasi selambatnya pada 2020Dengan begitu, sebelum 2020, mulai selatan hingga utara Jakarta sudah terhubung MRT
"’Studi kelayakan untuk MRT tahap II selesai pada Juni tahun laluTarget beroperasi dipercepat menjadi Januari 2018," tegasnya.
Bukan jalur selatan–utara saja yang dibangunPemerintah juga bercita-cita menghubungkan Jakarta Barat dengan TimurMenurut rencana, PT MRT Jakarta akan memulai feasibility study (studi kelayakan) pada April tahun iniHal itu dilakukan untuk mempertajam pre-feasibility study yang sudah dilakukan"Koridor ini ditargetkan paling lambat beroperasi sebelum 2027," ujarnya
Akankah target-target itu terlaksana? Kita lihat saja(wir/c5/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelecehan di Busway Akibat Penumpang Berlebih
Redaktur : Tim Redaksi