Rencana Relokasi Berpeluang Batal

Kamis, 30 Januari 2014 – 07:20 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Program relokasi 921 KK di lima desa lereng Gunung Sinabung, Karo, Sumut, berpeluang dibatalkan.

Alasannya, selain untuk memindahkan warga dari tempat tinggalnya bukan perkara mudah, juga karena kondisi desa-desa di lereng Sinabung dianggap relatif tidak membahayakan.

BACA JUGA: Temukan Potongan Kaki Terkubur Sedalam 7 Meter

Kalau toh tidak dibatalkan total, ada kemungkinan jumlah KK yang akan direlokasi bisa berkurang.

"Bisa berkurang, tidak lima desa. Tapi ini pendapat saya pribadi ya, keputusan harus menunggu rapat," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, kemarin (29/1).

BACA JUGA: Ekspatriat Dituding Turut Tularkan Virus HIV

Saat dihubungi JPNN dari Jakarta, Sutopo mengaku sedang keliling sejumlah desa di Lereng Sinabung, sekaligus berdialog dengan sejumlah warga.

"Saya berdialog dengan sejumlah warga. Tidak semua mau direlokasi. Ini saya sedang keliling desa Simacem," imbuh doktor lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.

BACA JUGA: Aceh Punya 25 Titik Sumur Penghasil Migas

Lebih lanjut diceritakan, program relokasi, selain tergantung kesiapan lahan, jauh lebih penting lagi adalah sikap warga sendiri. Aspek sosial budaya, lanjutnya, tetap menjadi pertimbangan utama.

Warga Karo, lanjutnya, sangat menghargai leluluhurnya, yang makamnya ada di tanah-tanah keluarga. Hal-hal semacam ini, lanjutnya, menjadi salah satu faktor yang dapat mengganggu program relokasi.

Melihat kondisi di lapangan sendiri, lanjut Sutopo, juga relatif aman. Bahkan, lanjutnya, saat ini sudah banyak warung buka di lima desa itu. Para warga lagi-lagi, jika siang sudah ke rumah masing-masing, namun malamnya balik ke jambur-jambur pengungsian.

"Kalau saya amati, ini hanya masalah debu. Kalau cuman debu, di Medan juga kena debu," ulasnya.

Nah, jika relokasi batal, atau minimal jumlah KK-nya dikurangi, nantinya BNPB akan tetap menjaga agar warga yang tinggal di rumah-rumah mereka di lereng Sinabung, tetap aman.

"Seperti warga korban Merapi, itu konsep living harmony. Begitu Merapi batuk-batuk, mereka langsung mengungsi ke tempat-tempat yang sudah kita siapkan. Nah, kalau untuk Sinabung ini nantinya relokasi tak dilakukan, ya konsep sepert itu yang kita terapkan," kata Sutopo.

Rencana awal, relokasi dilakukan untuk 921 KK di lima desa, yakni Desa Bekerah, Simacem, Sukameriah, Sukanalu, dan Kuta Gunggung. Untuk relokasi ini, butuh lahan 25 hektare.

Rumah baru di tempat relokasi itu, rencannya tipe rumah 36, seharga Rp30 juta, berkonsep rumah Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (REKOMPAK).

Terpisah, anggota Komisi IV DPR, Anton Sihombing, mengingatkan Kementerian Pertanian, agar serius dalam melakukan kajian lahan, sehingga bantuan bibit-bibit tanaman yang akan disalurkan ke warga, tepat sesuai dengan kondisi lahan pascadiguyur abu vulkanik.

Politisi Partai Golkar asal Siantar itu meminta agar kajian lahan ditangani Direkrotat Jenderal Holtikultura Kementan. "Karena lahan di Karo itu cocoknya untuk tanaman-tanaman holtikutura," ujar Anton, yang duduk di komisi yang membidangi masalah pertanian itu. (sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Asyik Mandi di Sungai, Ibu Rumah Tangga Nyaris Dimakan Buaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler