Renegosiasi Kontrak Tambang Pacu Ekspor

Sabtu, 05 Juli 2014 – 08:09 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dan pemerintah sepakat mempertajam upaya pengelolaan defisit transaksi berjalan. Salah satu upayanya adalah mempercepat penyelesaian negosiasi terkait UU Minerba.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, jika renegosiasi kontrak karya mineral dapat disepakati, negara akan mendapatkan tambahan penghasilan ekspor mineral.

BACA JUGA: Transaksi Online Bakal Dikenai Pajak

"Bagi Indonesia, kita harapkan transaksi berjalan bisa lebih sehat apalagi dibantu penerimaan dari mineral pada semester kedua," ujar Agus kemarin (4/7).

BI memperkirakan defisit transaksi berjalan pada kuartal kedua tahun ini dua kali lipat lebih besar daripada kuartal pertama. Secara nilai, angka defisit transaksi berjalan bisa mencapai USD 9 miliar.

BACA JUGA: KAI Luncurkan Paket Murah Saat Mudik

"Defisit transaksi berjalan ini akan berkurang jika ada perkembangan ekspor nonmigas. Kami melihat ada peningkatan di ekspor elektronik," ujarnya.

Seperti diwartakan, di antara 109 perusahaan tambang, hingga kini baru 40 yang sepakat menandatangani poin renegosiasi. Pada Maret lalu 25 perusahaan tambang sudah sepakat meneken renegosiasi. Kemudian bertambah 15 perusahaan lagi pada tahap berikutnya.

BACA JUGA: Wakil Menteri Perindustrian Puji Ide Poros Maririm ala Jokowi

Mayoritas yang sudah menyepakati renegosiasi adalah perusahaan menengah. Sedangkan raksasa tambang seperti Freeport Indonesia dan Newmont Nusa Tenggara (NNT) belum sepakat.

Sementara itu, Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan defisit transaksi berjalan pada 2014 sebesar USD 26 miliar hingga USD 27 miliar. Angka tersebut lebih rendah daripada defisit transaksi berjalan pada 2013 yang USD 28,4 miliar.

Menurut Chatib, defisit yang lebih rendah tersebut diperoleh dari pelemahan rupiah yang justru dapat menggenjot ekspor, sebaliknya menekan impor ke angka yang lebih rendah.

"Sekarang volume BBM dikunci 46 juta kiloliter, jadi impor minyaknya pasti turun," ujarnya.

Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Chairul Tanjung (CT) mengatakan, pihaknya berharap defisit transaksi berjalan dapat lebih kecil ketimbang tahun lalu. Karena itu, menurut dia, langkah antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI) selaku pihak yang independen harus disinkronkan.

"Agar surplus neraca perdagangan bisa menjadi kenyataan, dan defisit neraca berjalan menjadi lebih kecil," tuturnya.(gal/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pontensi Kebocoran Terbesar di Tambang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler