Resesi Mengancam, Muhaimin Punya Saran untuk Pemerintah soal UMKM

Rabu, 12 Agustus 2020 – 18:58 WIB
Wakil Ketua DPR A Muhaimin Iskandar. Foto: DPR

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar mengingatkan pemerintah berhati-hati dalam menyikapi pertumbuhan ekonomi nasional yang mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19.

Menurut Muhaimin, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2020 yang minus 5,32 persen bisa mengarah pada resesi jika tidak disikapi dengan hati-hati dan strategi jitu.

BACA JUGA: Pertanian Tetap Ampuh di Masa Pandemi, Gus Muhaimin Punya Saran untuk Pemerintah

“Jika tidak hati-hati dan tidak segera mengambil langkah-langkah tepat dan strategis dalam pemulihan ekonomi, maka tidak menutup kemungkinan kita akan masuk resesi. Tantangan yang harus kita lakukan adalah segera melakukan terobosan-terobosan dalam mengerakkan ekonomi sehingga kita semua mampu membalikkan pelambatan menjadi pertumbuhan,” ujarnya, Rabu (12/8).

Ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyitat data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi salah satu penyangga dan penggerak pertumbuhan ekonomi telah terkontraksi atau mengalami pelambatan 6,51 persen.

BACA JUGA: Saran Muhaimin Iskandar Kepada Pemerintah Terkait Anggaran Penanganan Covid-19

Di sisi lain, tuturnya, ada paradoks. Sebab, tabungan masyarakat di perbankan nasional justru meningkat.

Gus AMI -panggilan akrab Muhaimin- menuturkan, kelas menengah yang jumlahnya sekitar 115 juta orang merasakan ketidakpastian sehinga memilih menyimpan uang mereka di bank.

BACA JUGA: Pimpinan DPR Apresiasi Niat Komite Covid-19 dan PEN Bantu UMKM

Oleh karena itu Muhaimin mendorong pemerintah menggerakkan perekonomian nasional melalui penciptaan lapangan kerja. “Di sinilah saya kira pemerintah harus benar-benar memperhatikan nasib UMKM di masa pandemi ini,” tegas wakil ketua DPR yang membidangi bidang kesejahteraan rakyat itu.

Lebih lanjut Gus Muhaimin menjelaskan alasan tentang pentingnya memperhatikan UMKM. Menurutnya, UMKM yang saat ini jumlahnya mencapai 64 juta merupakan sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19 ini.

“Pemerintah perlu memperhatikan nasib UMKM karena selama ini telah menjadi penyangga masalah ketengakerjaan di Indonesia. UMKM telah mendonorkan tenaga kerja yang tidak sedikit sehingga ia mampu meningkatkan konsumsi rumah tangga yang merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Menteri tenaga kerja dan transmigrasi pada Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II itu menegaskan, hal yang tidak boleh dilupakan adalah UKM telah menjadi pelampung masalah ketenagakerjaan. “Di saat ekspor terbatas, maka tumpuan utama adalah usaha di dalam negeri dan itu adalah sektor UMKM," tegas Gus Muhaimin.

Muhaimin menjelaskan, selama ini UMKM mampu bertahan di berbagai krisis. UMKM terbukti mampu menangkal dampak buruk krisis global.

Selama ini UMKM menjadi tumpuan sebagian besar tenaga kerja di Indoensia karena beberapa hal. Antara lain, selain keberadaanya tidak memerlukan modal banyak dan mensyaratkan keterampilan tinggi, ia juga tidak membutuhkan perizinan yang berbelit.

“UMKM juga tumbuh dan dikehendaki masyarakat sendiri sehingga ia menjadi pilihan terbaik yang diambil. Kehadiran UMKM juga merupakan bentuk nyata partisipasi asyarakat dalam pembangunan,” katanya.

Oleh karena itu, kata Muhaimin, pada masa pandemi di mana seluruh sektor ekonomi bergerak lambat, hanya ada satu cara yang bisa dilakukan, yakni fokus pada pengembangan sektor yang mampu memberi efek pada orang banyak dan menciptakan lapangan kerja. Menurutnya, kebijakan dan stimulus dari negara bagi UMKM merupakans hal yang tak bisa ditawar.

“Di tengah pandemi, di saat ekonomi kita tumbuh minus, saat pemerintah berupaya menggenjot penciptaaan lapangan kerja berkulaitas, maka tak ada pilihan lain selain negara harus hadir memperhatikan nasib UMKM, serta memberi daya dukung sehingga mampu bertahan dan eksis,” tandasnya.

Muhaimin menambahkan, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah mendorong para pelaku UMKM ini untuk masuk pasar digital. Pada era ekonomi digital ini, sambungnya, pelaku UMKM harus didorong untuk masuk pasar digital.

“Ceruk pasar ini masih terbuka sangat lebar. Dari sekitar 60 jutaan UMKM di Indonesia, baru sekitar 3,379 juta yang masuk pasar digital. Artinya baru sekitar 8 persenan,” paparnya.(eno/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
DPR   Muhaimin Iskandar   UMKM   Pandemi   Covid-19  

Terpopuler