Reshuffle Mubazir Kalau Ajaran Soekarno Diabaikan

Jumat, 20 November 2015 – 01:00 WIB
Joko Widodo. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Juru bicara Pancaazimat Institute (PI), Lalu Hilman menilai reshuffle kabinet jilid II bakal sia-sia kalau ajaran Soekarno tidak ditegakkan. 

Nah, agar ajaran Soekarno itu bisa ditegakkan di tengah-tengah percaturan ekonomi dan politik global ini, Lalu Hilman menyarankan Presiden Joko Widodo mereshuffle anggota kabinetnya dari kalangan antek-antek kapitalis.

BACA JUGA: Camat Harus Aktif Awasi Potensi Konflik Sosial

"Reshuffle kabinet ini tidak ada gunanya kalau presiden tidak kembali ke ajaran Bung Karno. Untuk menegakkan ajaran Bung Karno, pastikan anggota kabinet bersih dari antek-antek kapitalis," kata Lalu, dalam diskusi "Membaca Arah Reshuffle Kabinet Jilid II", di Gedung Nusantara III, kompleks parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (19/11).

Menurut dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta ini, presiden hanya akan terjebak dengan omong kosong kalau dimana-mana bicara perubahan sementara kabinet dikuasai oleh perpanjangan tangan neolib baik dari kalangan profesional maupun birokrat.

BACA JUGA: Waspada: TNI Berhasil Amankan Senjata dan Puluhan Amunisi di Perbatasan Papua

Setidaknya, reshuffle kabinet menurut Lalu dilakukan untuk menjaga keseimbangan di antara anggota kabinet yang antek-antek kapitalis dengan para menteri yang masih berpihak kepada nawacita dan trisakti Bung Karno.

"Misalnya dengan menambah kementerian teknis di bawah koordinasi Kemenko Maritim dan Sumber Daya Mineral, Rizal Ramli. Hanya dengan cara menjaga keseimbangan itu kabinet ini bisa lebih kompetitif. Kalau kondisi sekarang, kesannya Menko Rizal Ramli kesepian di saat antek-antek kapitalis berebut aset rakyat," pungkasnya. (fas/jpnn)

BACA JUGA: ANEH: Masinton Nilai Laporan Pansel Pimpinan KPK Seperti Arisan Ibu-ibu

BACA ARTIKEL LAINNYA... PENTING: Dua Permintaan KPK Kepada Pemerintah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler