jpnn.com - JAKARTA - Rumor bakal adanya reshuffle Kabinet Kerja kembali menguat. Sinyal kocok ulang ini ditandai dengan berdatangannya sejumlah ketua partai ke Istana.
Sehari setelah pertemuan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo, giliran Ketua Umum PPP (kubu muktamar Surabaya) M. Romahurmuzy yang bertandang, Jumat (2/4).
BACA JUGA: Inilah Nama-nama Menteri yang Digoyang Reshuffle
Resminya, rombongan Romy, sapaannya, datang untuk mengundang presiden menghadiri muktamar islah PPP di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, 8–11 April. Namun, tak urung, pertemuan tersebut membuat spekulasi adanya reshuffle kabinet dalam waktu dekat semakin santer.
Maklum, PPP yang saat pilpres lalu bergabung di Koalisi Merah Putih (KMP) mengusung pasangan Prabowo-Hatta telah berbalik menyatakan dukungan terhadap pemerintah beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Sekjen PDIP: Membangun Bangsa Harus Kolektif, Tak Bisa Perseorangan
Romy juga tidak membantah adanya pembicaraan soal reshuffle. Namun, dia enggan berkomentar banyak. "Tidak semua yang kami bicarakan bisa disampaikan di sini,’’ ujarnya.
Meski terus didesak, Romy tetap memilih irit bicara. ’’Nanti lah. Saya tidak pas untuk menyampaikan,’’ lanjutnya.
BACA JUGA: Akom: Ahok yang Ngocor Gak Penting Aja Dapat Dukungan, Apalagi Saya
Juru Bicara Presiden Johan Budi S.P. juga belum bersedia menjelaskan lebih jauh soal reshuffle kabinet. Menurut dia, urusan penggantian menteri sepenuhnya menjadi wewenang presiden. ’’Tentu presiden kalau melakukan itu (reshuffle, Red) berkomunikasi dengan Wapres,’’ katanya.
Apakah berarti keputusan reshuffle menunggu kepulangan Wapres Jusuf Kalla dari Amerika Serikat? ’’Mengenai kapan (pelaksanaannya), itu kan presiden yang memutuskan,’’ ujar Johan.
Berdasarkan informasi yang dirangkum Jawa Pos dari sejumlah petinggi partai di internal Koalisi Indonesia Hebat (KIH), sejumlah menteri dari parpol akan tersapu arus reshuffle jilid II ini. Yang paling santer adalah menteri asal PKB. Tidak hanya terkena perombakan, partai yang kini menempatkan tiga kadernya di kabinet tersebut berpotensi kehilangan satu jatah kursi.
Sewaktu dikonfirmasi, Wasekjen DPP PKB Daniel Johan terkesan pasrah. Dia hanya menegaskan, keputusan reshuffle sepenuhnya berada di tangan Presiden Jokowi. "Presiden yang tahu. Hanya presiden yang tahu,’’ ujarnya.
Hingga tadi malam, kata dia, partainya juga belum diajak berkomunikasi oleh presiden terkait dengan hal tersebut. ’’Iya, rasanya memang belum,’’ ungkapnya.
Tiga kader PKB di kabinet adalah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Marwan Jafar; Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi; serta Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri.
Selain PKB, menteri dari Partai Hanura tidak lepas dari isu reshuffle. Tunggu saja Pak Wapres pulang... (byu/dyn/c5/pri/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolri Minta Kematian Siyono Tak Dibesar-besarkan
Redaktur : Tim Redaksi