jpnn.com - SEBAGIAN orang tentu pernah mengalami cedera kepala atau mungkin gegar otak selama hidupnya. Kini sebuah studi terbaru memberikan informasi tentang apa yang terjadi dalam beberapa jam pertama setelah mengalami gegar otak.
Para peneliti menemukan bahwa dalam 13 jam pertama setelah gegar otak, ada penurunan aktivitas di daerah tertentu dari otak belahan kanan. Namun sekitar 7 minggu setelah gegar otak, justru akan ada lebih banyak aktivitas di daerah otak tersebut pada orang yang mengalami gegar otak jika dibandingkan orang yang tidak mengalaminya.
BACA JUGA: Sikap Pria Ramah Bisa Berubah Karena Pornografi
"Sifat hiperaktif ini mungkin merupakan respon kompensasi otak yang sedang dalam tahap pemulihan," kata peneliti, Thomas Hammeke, Ph.D.
Menurutnya, ini merupakan studi pertama yang menunjukkan adanya pembalikan pola aktivasi otak dan bukti adanya perkembangan gejala dari cedera melalui pemulihan klinis. Hammeke melakukan penelitian ini bersama peneliti-peneliti lain dari Cleveland Clinic, St. Mary's Hospital, The University of North Carolina, Franklin College dan the Marshfield Clinic.
BACA JUGA: Cara Membakar Kalori Saat Tidur
Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 12 orang responden. Ke-12 responden ini merupakan pemain sepak bola tingkat sekolah menengah atas yang pernah mengalami gegar otak. Tim melihat gejala gegar otak dan scan otak dari 12 pemain sepak bola tersebut. Mereka juga kemudian melihat scan otak dari 12 pemain sepak bola yang tidak pernah mengalami gegar otak.
Hasilnya, responden yang mengalami gegar otak memiliki gejala kognitif seperti reaksi melambatnya fungsi kerja otak, hingga 13 jam setelah mengalami gegar otak. Namun, fungsi kemampuan otak dan waktu reaksi kembali normal setelah para peneliti menindaklanjuti para responden sekitar 7 minggu kemudian.
BACA JUGA: Pria Zaman Sekarang Cenderung Membosankan
Awal tahun ini, sebuah studi lain dari peneliti New York University's Langone School of Medicine menunjukkan bahwa gegar otak tunggal dapat memicu penurunan volume otak. Hasil studi ini telah diterbitkan dalam The Journal of the International Neuropsychological Society.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Obati Kanker Payudara dengan Daun Kersen
Redaktur : Tim Redaksi