jpnn.com, RIYADH - Pemerintah Arab Saudi memberikan respons positif atas kematian gembong Al-Qaeda Ayman Al-Zawahiri.
Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi menyatakan Zawahiri merupakan pentolan kelompok teroris yang merencanakan dan melakukan teror di berbagai negara.
BACA JUGA: Profil Ayman al-Zawahiri, Jejak Teror dan Ajalnya
“Operasi-operasi teror itu menewaskan ribuan orang tak berdosa dari berbagai kewarganegaraan dan agama yang berbeda, termasuk warga Saudi,” ujar pernyataan tersebut, Selasa (2/8).
Otoritas Negeri Petrodolar itu juga menekankan pentingnya kerja sama dan upaya internasional untuk memerangi dan memberantas terorisme.
BACA JUGA: Ayman al-Zawahiri Pengganti Osama Mati Disasar Bom Pedang
“Kerajaan menyerukan semua negara bekerja sama dalam kerangka ini untuk melindungi orang-orang tak bersalah dari organisasi teroris.”
Zawahiri mati karena disasar rudal Hellfire yang diluncurkan drone milik Amerika Serikat (AS) di Afghanistan, pada Minggu (31/7) pagi.
BACA JUGA: Aksi Teror di Ibu Kota Saudi Ternyata Ulah Al Qaeda
Dia sedang berada di balkon rumah persembunyiannya di kawasan Shirpur, Kabul, saat rudal berjuluk ’Sword Bombs’ menyasarnya.
Pria asal Mesir itu merupakan pemimpin kedua Al-Qaeda setelah Osama bin Laden. Pria berjuluk ‘The Doctor’ tersebut juga menjadi dokter pribadi Osama di persembunyian.
Zawahiri memimpin Al-Qaeda setelah pasukan elite AS Navy SEALs menembak Osama di Abbottabat, Pakistan, pada 2 Mei 2011.
Arab Saudi sebagai negara asal Osama bin Laden juga tak luput dari berbagai aksi teror yang dilancarkan Al-Qaeda. Serangan teror dengan korban massal di negeri kaya minyak itu terjadi pada 12 Mei 2003.
Saat itu tiga kompleks hunian ekspatriat di Riyadh —Dorrat Al Jadawel, Al Hamra Oasis Village, dan Vinnell Corporation Compound- menjadi sasaran teroris yang bergerak sistematis.
Pukul 11:15 waktu setempat, beberapa pria bersenjata memasuki Al Hamra Oasis Village yang mayoritas penghuninya warga Barat. Teroris menembak penjaga gerbang kompleks, lalu memberondong penduduk setempat.
Aksi teroris itu tak hanya berhenti pada berondongan tembakan. Mereka juga meledakkan bom mobil.
Selanjutnya, kompon yang menjadi sasaran ialah Jadawel. Meski tak berhasil memasuki Jadawel, sekelompok teroris itu meledakkan truk di luar kompleks tersebut.
Vinnell Corporation Compound menjadi target terakhir pada serangan itu. Teroris terlebih dahulu menembak tentara Arab Saudi yang menjaga kompon.
Syahdan, teroris meledakkan bom truk di depan sebuah apartemen. Mereka juga menembaki penghuni di dalam kompon.
Serangan itu mengakibatkan 27 korban jiwa, antara lain, dari AS ada 9 orang, Arab Saudi (7), Filipina (3), Yordania (2), Inggris (2), serta Australia, Irlandia, Libanon, dan Swiss masing-masing 1 orang. Adapun 12 mayat lain yang ditemukan merupakan tubuh pelaku bom bunuh diri. (SAP/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi