jpnn.com, JAKARTA - Menko bidang Polhukam Mahfud MD menunjukkan sikap yang berbeda dalam menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon, dengan respons terhadap kicauan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman.
Mahfud MD terkesan setuju dengan pandangan Fadli Zon.
BACA JUGA: Sindir Balik Presiden PKS, Mahfud MD: Kasihan Rakyat kalau Partai Dakwah Tak Bisa Berbuat Apa-Apa
Sementara saat menanggapi kicauan Sohibul, Mahfud MD terkesan balas mengkritik.
"Namanya julukan yg timbul dari kesan ya boleh saja. Cukongkrasi: boleh, terserah sj kalau kesan," kicau @mohmahfudmd menanggapi twit Fadli Zon.
BACA JUGA: Setelah Fahri Hamzah, Giliran Fadli Zon Bertanya ke Mahfud MD
Menteri pertahanan era Presiden Abdurrahman Wahid ini bahkan menyebut ada istilah negara maling dan negara drakula, yang menghisap darah rakyat.
"Bahkan ada jg istilah Kleptokrasi (negara maling) yg oleh Buya Syafii Maarif diartikan Negara Pencilok (bhs Padang). Ada jg buku Vampire State (negara dracula, menghisap darah rakyat)," twit @mohmahfudmd.
BACA JUGA: 7 Fakta Mengejutkan tentang Cewek Pelaku Mutilasi, Kisah Cinta Dosen dan Bang Ojek
Mahfud MD menyatakan pandangannya, menanggapi kicauan Fadli yang menyebut-nyebut istilah cukongkrasi.
Fadli Zon menggunakan istilah tersebut merespons pernyataan Mahfud yang sebelumnya mengatakan banyak calon kepala daerah dibiayai cukong saat pemilihan.
"Pak @mohmahfudmd, sy mau tanya: walaupun sdh koreksi dr 92% jd 82% Kada dibiayai cukong, apakah kita masih pantas menyandang 'demokrasi' (demos=rakyat, kratos=pemerintahan). Apa tak lebih tepat 'cukongkrasi'?," kicau @fadlizon.
Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 ini menautkan sebuah pemberitaan dalam kicauannya. Pemberitaan tersebut mengangkat judul, 'Mahfud MD Ralat Pernyataannya, Bukan 92% Kada Dibiayai Cukong, "Saya Keliru..."
Mahfud MD diketahui sebelumnya juga mengomentari kritikan Sohibul.
Mahfud MD membalas mengkritik dengan menyebut Presiden PKS itu hanya membaca judul berita tanpa menyimak pernyataannya secara lengkap.
"Ustadz Sohibul Iman berarti hanya baca judul berita, tak menyimak pernyataan sy," kicau @mohmahfudmd.
Mantan Ketua MK itu pun kemudian memaparkan pernyataan lengkapnya.
"Sy diminta bercaramah ttg 'Insan Adhiyaksa' dan 'Kelembagaan Kejaksaan Agung'. Jika menyangkut insan itu menyangkut moral personal shg sy, Presiden, dan orng sehebat Pak Sohibul takkan bs ngatasi," twit @mohmahfudmd.
Menurut Mahfud MD, kondisinya berbeda ketika berbicara menyangkut proses peradilan dan oknum hakim yang korup.
"Kalau proses peradilan dan hakim korup tentu sy, Presiden, dan Ustadz Sohibul Iman pun tak blh mengintervensi. Kita dan presiden sekalipun tak bs ngapa2in krn kewenangan dibatasi oleh UU. Keadaan ini tak bs diatasi oleh parpol dakwah sehebat apa pun. Ini tugas kolektif, Ustadz," tulis Mahfud MD.
Mahfud juga menyindir pernyataan Sohibul yang sebelumnya menyebut 'kasihan rakyat kalau menko dan presiden tidak bisa berbuat apa-apa'.
"Mengatakan 'kasihan rakyat kalau Menko dan Presiden tak bs berbuat apa2' adl sama dgn bilang 'kasihan rakyat kalau partai dakwah tak bisa berbuat apa2'. Nyatanya partai dakwah ikut mengkontribusi kondisi ini, buktinya ikut mengirim wakilnya di penjara. Itu krn tak bs ngapa"in kan?," twit @mohmahfudmd.
Sohibul sebelumnya menyoroti pernyataan Mahfud MD yang dimuat dalam sebuah berita dengan judul, 'Mahfud soal Penegakan Hukum Jelek: Saya Tak Bisa Apa-apa'.
"Sy apresiasi keterusterangan prof @mohmahfudmd tp saya sedih. Kalau Menko bilang dirinya n Pres @jokowi sdh tdk bisa berbuat apa2, lalu siapa yg akan memperbaiki penegakan hukum? Apa Pam Swakarsa?," kicau @msi_sohibuliman.
Sohibul juga menyoroti sikap Mahfud yang menurutnya terkesan menunggu kesadaran dari penegak hukum.
"Pak @mohmahfudmd lbh menekankan motivational approach (menunggu kesadaran dr para penegak hukum). Itu jelas tdk efektif. Abuse of power dr pr aparat makin men-jadi2. Baiknya Pres @jokowi n prof @mohmahfudmd lakukan structural approach (gunakan stick yg tegas). Rakyat mendukung," twit @msi_sohibuliman.(gir/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Ken Girsang