Respons OJK terkait Kasus Pembobolan Rekening Nasabah BRI

Selasa, 13 Maret 2018 – 08:36 WIB
Ilustrasi Bank Rakyat Indonesia. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kasus pembobolan rekening lewat modus skimming bukan yang pertama dialami sejumlah nasabah Bank BRI.

Tahun 2016 hal serupa juga terjadi pada puluhan nasabah BRI di Mataramm NTB dan Bali yang mengaku uangnya hilang secara tiba-tiba. Meski pada akhirnya, BRI mengganti semua uang nasabah yang hilang.

BACA JUGA: 4 Langkah Cegah Rekening Anda Dibobol Modus Skimming

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Boedi Armanto mengatakan pihaknya masih menyelidiki apakah benar terjadi skimming pada ATM nasabah BRI.

“Nanti akan diselidiki oleh tim IT dari OJK. Setelah itu ada evaluasi, kemudian akan disampaikan rekomendasi,” katanya. Sejauh ini OJK belum berencana memberikan sanksi khusus kepada BRI.

BACA JUGA: 8 Fakta Pembobolan Rekening Nasabah BRI, Saldo Berkurang

Pasalnya, menurut Boedi, skimming adalah modus lama kejahatan perbankan dan dapat terjadi pada semua bank. Namun serangan kejahatan pun modusnya semakin beragam.

Bisa menyerang sistem di perbankannya, merchant mitra kartunya, atau faktor nasabah yang teledor tidak menjaga rahasia data-datanya.

BACA JUGA: Baru 16 Nasabah BRI Lapor Kehilangan Tabungan

“Nah itu kan perlu dikaji lagi apa yang menjadi sebabnya, kalau memang skimming alatnya yang kayak gimana. Kalau sekarang sih ya kami meminta kepada BRI agar mengedukasi nasabahnya dulu agar menjaga nomor PIN, nomor kartu dan lain-lain yang sifatnya rahasia,” sambungnya.

Sementara itu Direktur Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Brigjen Agung Setya menjelaskan, terkait kasus dugaan pembobolan bank dengan notifikasi itu masih coba dipastikan oleh kepolisian.

Kepolisian berupaya merespon dengan cepat, namun perlu untuk memastikan kebenaran terjadinya pembobolan. ”Kami cek dulu itu notifikasi benar atau tidak,” terangnya.

Namun, bila berkaca pada kasus pembobolan bank yang ditangani sebelumnya, dia mengatakan, biasanya pembobolan dilakukan dengan melakukan peretasan terlebih dahulu.

Kalau pada kasus di Singapura itu email dari pemilik rekening dibobol dan peretas mengirim email perintah palsu ke bank.

”Tujuannya agar bank mengirim uang ke rekening yang dimiliki peretas,” paparnya. (rin/idr)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler