Rest in Peace, Steve Jobs

Jumat, 07 Oktober 2011 – 06:36 WIB

Death is very likely the single best invention of lifeIt is life's change agent

BACA JUGA: NATO Berdebat soal Akhiri Misi di Libya

It clears out the old to make way for the new
(Steve Jobs, 2005)

 
 SAN FRANCISCO - "Isyarat" itu, rupanya, tersirat lewat produk terbaru Apple, iPhone 4S, yang diluncurkan pada Selasa lalu (4/10)

BACA JUGA: Islam Berkembang Pesat di Amerika

Begitu kabar meninggalnya Steve Jobs, pendiri dan otak di balik berbagai produk monumental Apple, di San Francisco tersiar pada Rabu malam lalu waktu setempat (5/10 atau Kamis pagi WIB), segera saja orang di penjuru dunia lewat beragam peranti komunikasi mengasosiasikan iPhone 4S sebagai iPhone for Steve

 
Setidaknya itu mencerminkan kedukaan mendalam warga dunia atas kepergian pria yang oleh CNN disebut sebagai "Thomas Alva Edison Era Modern" itu

BACA JUGA: Raja Media Anggap Steve Pemikir Paling Berpengaruh

Pria berdarah Syria tersebut mengembuskan napas terakhir dalam usia 56 tahun setelah berjuang sejak 2004 melawan gerogotan kanker pankreas
 
Tidak ada informasi detail tentang saat-saat terakhir pria yang tak memiliki latar belakang kesarjanaan di bidang teknologi ituNamun, Apple mengonfirmasikan bahwa Jobs meninggal di rumahnya, Palo Alto, California, dengan didampingi sang istri, Lauren Powell, dan anak-anaknya"Dia meninggal dalam damai." Begitu bunyi pernyataan resmi pihak keluarga sebagaimana dilansir Associated Press
 
"Tidak ada kata-kata yang cukup untuk mengungkapkan kesedihan kami atas meninggalnya SteveJuga kata yang pantas untuk menunjukkan betapa bersyukurnya kami pernah bekerja sama dengan dia," kata Tim Cook, CEO Apple, yang menggantikan Jobs Agustus lalu"Kami akan menghormati memori tentang dia dengan mendedikasikan diri kami untuk melanjutkan pekerjaan yang sangat dia cintai," imbuhnya   
 
Di halaman markas besar Apple di Cupertino, California, dipasang tiga bendera setengah tiangYakni, bendera Amerika Serikat, bendera Negara Bagian California, dan bendera AppleTampilan website resmi Apple pun berubah menjadi obituari untuk sang pendiri yang genius yang oleh banyak pihak ditahbiskan sebagai "nabi teknologi" itu
 
Kesehatan Jobs memang terus menurun sejak didiagnosis menderita kanker pankreas langka enam tahun silamJenis kanker itu hanya bisa disembuhkan total jika penderita dirawat intensif sejak stadium paling awalJobs harus naik meja operasi dan menjalani pemulihan selama beberapa bulan
 
Saat itu Jobs sudah menyadari umurnya tidak panjang lagiTerbukti, dalam acara wisuda Stanford University pada 2005 dan dia menjadi salah seorang speaker, Jobs beberapa kali menyinggung soal kematian
 
"Mengingat bahwa saya segera meninggal, adalah hal paling penting untuk membantu saya membuat keputusan-keputusan besar dalam hidup," ucapnya"Mengingat bahwa kita akan meninggal, adalah cara terbaik untuk menghindarkan kita dari pemikiran bahwa kita akan kehilangan sesuatuDi depan kematian, kita sudah telanjangJadi, tidak ada alasan untuk tidak menuruti kata hati," tambah dia dalam pidato monumental tersebut
 
Setelah itu, perjuangan pria yang karya-karyanya telah mengubah dunia tersebut melawan kanker terlupakanTertutup oleh rilisan dua produk fenomenal Apple dalam kurun dua tahun berikutnyaYakni, iPhone yang diperkenalkan Jobs pada 2007Itulah generasi pertama ponsel pintar yang seluruhnya touch screen
 
Setahun berselang, dalam sebuah presentasi produk, dunia kembali dibuat tercengang ketika Jobs mengeluarkan Macbook Air dari sebuah amplop cokelat tipis
 
Namun, pada akhir 2008 kondisi Jobs kembali memburukSpekulasi buruk tentang kesehatannya pun beredarTerlebih karena saat itu Jobs mengambil cuti panjang dari ApplePada sebuah kesempatan, dia tampil dengan dandanannya yang khas -turtleneck hitam dan jins berefek washed- namun jauh lebih kurus dan pucat
 
Memasuki Januari 2009, Jobs berusaha optimistis, menegaskan bahwa dirinya tengah dirawat untuk sebuah penyakit ketidakseimbangan hormon yang gampang disembuhkan
 
Kenyataannya, pada April, dia harus kembali naik meja bedahKali ini untuk menjalani transplantasi hatiSelama cuti, Cook yang menjabat chief operating officer Apple mengambil alih tugas-tugas Jobs
 
Jobs lalu dinyatakan sembuh oleh tim dokterBahkan, kondisi dia ke depan dinyatakan "excellent"Jobs pun kembali berkaryaTahun 2010, dia kembali menggebrak dunia teknologi dengan inovasi komputer tablet berdesain sleek dan minimalis bernama iPad
 
Seperti biasa, produk supercantik itu segera menguasai pasarMeskipun, pada awalnya, sejumlah analis ekonomi menyebut komputer tablet bukanlah sesuatu yang dibutuhkan manusia
 
Berkat inovasi-inovasi semacam itu, pada 2011 Apple menjadi perusahaan terbesar di Amerika Serikat dalam hal market valuePada Agustus, mereka bahkan sudah menyalip ExxonMobil dalam hal most valuable companyTapi, itu sekaligus juga menjadi puncak perjuangan Jobs melawan penyakit komplikasinya
 
Sejak Januari, dia kembali mengambil cuti panjangKali ini untuk waktu yang tak bisa dipastikanCook mengambil alih pekerjaannya meskipun Jobs sering tampil di hadapan publik untuk memastikan semua baik-baik sajaTermasuk saat meluncurkan iPad 2
 
Kesehatan Jobs terus memburukSehari setelah mundur sebagai CEO Apple pada 25 Agustus, koran Inggris Daily Mail merilis foto dia yang harus dipapah seorang teman untuk berjalan ke mobil
 
Tubuhnya yang sudah sangat kurus tampak makin suram dalam balutan T-shirt lengan panjang warna hitamItulah kali terakhir dia tampil di hadapan publik sebelum menutup mata untuk selamanya Kamis pagi kemarin WIB. 
 
Tak kurang, presiden Amerika Serikat Barack Obama ikut bereaksi atas meninggalnya Jobs"Dunia kehilangan seseorang yang sangat visionerTidak ada penghargaan yang lebih besar untuk sukses Steve selain fakta bahwa seluruh dunia belajar dan bekerja dengan alat-alat ciptaannya," kata Obama dalam pernyataan resmi
 
Steven Paul Jobs lahir di San Francisco pada 24 Februari 1955Ibunya, Joanne Simpson, menyerahkan dia untuk diadopsi oleh Clara dan Paul Jobs, warga Los AltosPasangan dari kalangan working class itulah yang mengenalkan Steve kecil kepada elektronikDia sudah melamar pekerjaan sambilan di Hewlett Packard bahkan sebelum lulus sekolah
 
Jobs sempat kuliah di Reed College di Portland, Oregon, pada 1972Tapi, baru enam bulan sekolah dia sudah drop out"Semua tabungan orang tua yang pekerja keras habis untuk membayar biaya masuk kuliahTapi, saya sama sekali tidak melihat manfaatnyaSaya tak tahu apa yang saya inginkan dan saya pikir kuliah tidak akan membantu saya," kenang Jobs dalam pidato di Stanford pada 2005
 
Kembali ke California pada 1974, dia bekerja di perusahaan video game Atari dan bertemu dengan Steve WozniakWozniak adalah seorang genius komputer yang kemudian menyetujui ide Jobs untuk mendirikan Apple Computer Inc pada 1976Kantor sekaligus workshop pertamanya adalah garasi rumah orang tua Jobs.         
 
"Woz adalah insinyur brilianTapi, dia bukan entrepreneurDan, di situlah Jobs masuk," kata Bill Fernandez, salah seorang teman Jobs, kepada AFP"Yang berbeda darinya, dia tidak saja membuat komputer dan semacamnya, tapi juga membuat dunia IT yang suram dan maskulin menjadi lebih cantik," papar karyawan pertama Apple itu
 
Sejak peluncuran Apple I dan II, Jobs tak berhenti berkreasiKetika dia melihat komputer yang dikontrol dengan sebuah peranti seperti tikus (bukan sederet ketikan perintah program), dia langsung tertantangDari situlah inovasi mouse khas Apple yang berformat single click bermula. 
 
Di bawah Jobs, Apple tidak memproduksi komputer, pemutar musik digital, atau smart phoneSeperti kata Fernandez, dia mengubah citra IT yang kesannya sulit, rumit, serta ugly, menjadi sesuatu yang cantikTerutama karena kecintaan dia kepada desain sleek dan minimalisWarna andalannya pun putih dan silver, jauh dari kesan gahar
 
Tentu, tak selamanya Apple berjayaSifat Jobs yang control freak dan ingin terlibat dalam segala pembuatan keputusan membuatnya berseteru dengan CEO John SculleyKarena perbedaan pendapat yang sangat prinsip, Jobs meninggalkan Aplle pada 1986 dan bilang bahwa dirinya dipecat
 
Dari luar Apple, dia membeli dua perusahaan sekaligus, yakni produsen komputer Next dan studio animasi PixarSetelah sukses, dia menjual Pixar ke Disney yang membuatnya mendapat tempat di jajaran pemegang saham DisneyTepat satu dekade setelah meninggalkan perusahaan, dia kembali ke Apple
 
"Itu (meninggalkan Apple, Red) seperti minum obat yang sangat tidak enakTapi, saya pikir setiap pasien yang sakit membutuhkannya," kata Jobs"Kadang hidup bisa sangat pahit, memukul kepalamu dengan batu bataTapi, jangan kehilangan keyakinan," tegas dia
 
Inovasi pertama Apple setelah dia kembali adalah iMac, yang dirilis 1998, dan mencatat penjualan lebih dari USD 2 juta pada tahun pertamanyaKondisi finansial Apple pun berangsur kembali ke puncakPada 2001, inovasi sangat penting lainnya, iPod, diluncurkan
 
"Pada awal memegang perusahaan, dia sangat terlibat dalam semua detail dan pembuatan keputusanDia control freakTapi, setelah kembali, dia lebih soft," kata Tim Bajarin, rekan Jobs"Pada periode kedua ini, tampak jelas dia lebih dewasa dan lebih memercayai stafnya," imbuh dia
 
Apple memang tak berhenti berinovasi setelah ituJobs pernah berkata, untuk sukses di perusahaan IT, harus mengerti kebutuhan masyarakat sebelum mereka sendiri menyadarinyaSeperti ucapannya di pidato Stanford, "Stay hungry, stay foolish, Don't settle." Selamat jalan, Steve Jobs(na/c4/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bos Facebook Merasa Kehilangan Mentor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler