Restoran Diprediksi Terdampak Harga Tiket Pesawat Mahal

Jumat, 18 Januari 2019 – 00:14 WIB
Penumpang di Bandara. Ilustrasi Foto: Jawapos.com

jpnn.com, SAMARINDA - Penurunan harga tiket pesawat setelah sempat melambung tinggi belum begitu berdampak di Kaltim. Imbasnya tidak hanya memengaruhi inflasi Januari, tetapi juga pada sektor pariwisata.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Muhamad Nur mengatakan, mahalnya harga tiket maskapai penerbangan terjadi hampir di seluruh Indonesia. Tidak hanya di Samarinda dan Balikpapan. Mahalnya harga tiket tentunya akan berdampak pada ekonomi biaya tinggi atau high cost economy.

BACA JUGA: Penurunan Harga Tiket Pesawat Belum Menyeluruh

“Jika kegiatan ekonominya memiliki biaya yang tinggi, tentunya kegiatan ekonomi kita tidak akan efisien. Itu akan berpengaruh terhadap harga di pasaran atau inflasi,” ujarnya kepada Kaltim Post (Jawa Pos Group).

Secara nasional, Bank Indonesia memproyeksi inflasi selama Januari 2019 pada angka 0,5 persen month to month (mtm) dan 3,03 persen year on year (yoy). Salah satu penyebabnya adalah dampak kenaikan harga tiket pesawat.

BACA JUGA: Harga Tiket Pesawat Melonjak, Sekali Laga Away Rp 520 Juta

Sedangkan di Kaltim, inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan diperkirakan mengalami peningkatan pada triwulan I 2019 dibandingkan periode sebelumnya. Naiknya tekanan inflasi kelompok ini dipengaruhi tingginya permintaan terhadap angkutan udara yang diperkirakan terjadi sejak periode sebelumnya.

“Tingginya tekanan inflasi pada periode sebelumnya didorong tingginya permintaan selama periode Natal dan tahun baru,” katanya.

BACA JUGA: Maskapai Dinilai Gagal Pahami Psikologi Konsumen

Lebih lanjut, penambahan rute baru ke luar wilayah Kaltim di Bandara APT Pranoto turut mendukung peningkatan tekanan inflasi pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

Berdasarkan asesmen terhadap risiko-risiko selama triwulan I 2019, inflasi Kaltim diperkirakan berada pada kisaran 3,02 persen-3,42 persen year on year (yoy).

“Kenaikan inflasi tersebut masih dalam kisaran target inflasi bank sentral. Sehingga masih terkendali,” tutupnya.

Sementara Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kaltim Yusi Ananda Rusli mengatakan, pariwisata tidak hanya datang dari orang-orang yang ingin berlibur ke Kaltim. Tapi masyarakat yang datang ke Bumi Etam untuk kegiatan, atau menjalankan bisnis juga tercatat sebagai wisata.

Samarinda saat ini sudah memiliki Bandara APT Pranoto, namun harga tiket yang ditetapkan maskapai masih tinggi.

“Bahkan, saat INACA menetapkan akan menurunkan harga tiket pesawat, di Kota Tepian belum memperlihatkan adanya penurunan,” jelasnya.

Menurutnya, harga yang ditetapkan tentunya sudah sesuai aturan. Namun, Bandara APT Pranoto akan tetap menerapkan tiket lebih mahal karena demand yang masih banyak. Sebenarnya, jika dilihat kebanyakan penumpang Bandara APT Pranoto datang dari Bontang, Sangatta, dan sekitarnya. Sedangkan masyarakat Samarinda masih banyak memilih terbang dari Balikpapan.

“Hal itu karena dengan tujuan yang sama dari Balikpapan lebih murah. Sedangkan masyarakat Bontang dan Sangatta akan memilih Samarinda karena dekat,” tuturnya.

Dia menjelaskan, itu namanya segmentasi pasar yang sudah diatur. Saat ini, masyarakat diberikan pilihan. Selama demand masih banyak, maka supply akan banyak. Itu hukum berbisnis. Kalau harga yang mahal masih banyak memiliki permintaan, maka akan tetap seperti itu.

Pasarnya masih ada. Selama pasarnya jelas harga tidak akan turun. “Tapi, harga yang mahal tentunya menjadi pertimbangan konsumen,” jelasnya.

Dampak tingginya harga tiket penerbangan domestik tentunya merembet ke mana-mana. Pariwisata pasti ikut terimbas. Diperkirakan akan banyak penundaan penerbangan ke Samarinda.

Mahalnya tiket saat ini, tentunya akan menimbulkan pembatalan kegiatan atau menunda kegiatan. Berkurangnya kegiatan akan berimbas pada okupansi hotel, berkurangnya kunjungan restoran dan lainnya.

“Tentunya kalau tiket pesawat untuk tujuan suatu daerah sudah mahal, maka imbasnya akan ke mana-mana, tentu ujung-ujungnya ekonomi daerah tersebut,” pungkasnya. (*/ctr/aji/dwi/k15)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenaikan Harga Tiket Pesawat Memang Sungguh Terlalu


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler