Restu Hapsari: Biarkan Para Menteri Kabinet Indonesia Maju Bekerja Dulu

Kamis, 24 Oktober 2019 – 23:48 WIB
MM Restu Hapsari. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Susunan Kabinet Indonesia Maju yang baru saja dilantik menggambarkan visi Presiden selama Lima tahun ke depan. Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna karena yang sempurna hanyalah Tuhan. Dan tetap optimistis karena lima tahun ke depan ini kita masih dipimpin oleh Presiden yang sangat optimistis.

Hal tersebut disampaikan Politikus PDI Perjuangan Restu Hapsari, Kamis (24/10) guna merespons terhadap susunan Kabinet Indonesia Maju yang baru saja dilantik, kemarin.

BACA JUGA: Jokowi: Saya Baru Dengar Ada Menteri Diundang Menko Tidak Pernah Hadir

Terkait pro dan kontra beberapa profil menteri Kabinet Indonesia Maju yang dianggap bermasalah atau tidak kompeten, Restu Hapsari mengajak untuk membiarkan mereka bekerja dulu.

“Toh Presiden Jokowi sudah menyampaikan bahwa yang tidak serius bekerja bisa dicopot di tengah jalan,” ujar Mantan Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI ini.

BACA JUGA: Boni Hargens: Keputusan Mencalonkan Idham Azis Sebagai Kapolri Sangat Tepat

Menurut Restu, pada hakekatnya menteri adalah pembantu presiden yang harus bertanggung jawab bagi masa depan dan kejayaan bangsa. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri bahwa di dalam diri seorang menteri melekat sebuah nama dan tanggung jawab yang harus dijaga dengan segala integritas dan dedikasinya untuk bangsa dan negara.

“Tapi yang tak kalah penting juga, Presiden Jokowi harus memperbaiki pola komunikasi politik Istana ke ruang publik agar tak ada lagi blunder-blunder politik yang membuat gaduh dan menyita banyak energi yang tak perlu,” demikian saran Restu Hapsara.

Menurutnya, Presiden Jokowi harus banyak melihat dan mendengar serta melibatkan kelompok-kelompok kritis dan strategis di masyarakat agar tidak buta dan tuli terhadap suara rakyat atau publik.

Perintah Presiden

Menurut Restu, tujuh perintah Presiden Jokowi menjadi warning yang serius buat para pembantu presiden. Perintah pertama, jangan korupsi, ciptakan sistem yang menutup celah terjadinya korupsi, menjadi pesan utama yang akan mencederai siapa pun menteri yang melanggarnya.

“Meski dalam penyusunan kabinet kali ini tak melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), saya yakin Presiden Jokowi tak main-main soal korupsi,” tegas Restu Hapsari.

Perintah Presiden yang kedua adalah tak ada visi menteri, yang ada adalah visi Presiden dan Wakil Presiden. Restu menilai hal ini penting agar terjadi keselarasan visi di 34 kementerian.

Perintah ketiga, kerja cepat - kerja keras - kerja produktif. “Irama kerja Presiden Jokowi yang sudah tak asing lagi di lima tahun periode pertama yang sudah berjalan,” kata Sekjen Taruna Merah Putih ini.

Perintah keempat, jangan terjebak rutinitas yang monoton. “Ini mencerminkan cara berpikir Presiden yang harus out of the box,” katanya.

Perintah kelima tentang kerja yang berorientasi pada hasil nyata, ini untuk mengukur keberhasilan para menteri terhadap kerja-kerja kerakyatan. Perintah keenam, harus selalu cek masalah di lapangan dan menemukan solusi.

“Ini akan mendekatkan para menteri kepada rakyat karena akan terasa kebermafaatannya bagi rakyat,” ujar Restu.

Dan perintah ketujuh adalah harus serius dalam bekerja. Yang tidak serius akan dicopot di tengah jalan. “Ini penting untuk mempercepat capaian visi-misi Presiden dan Wakil Presiden,” kata Restu menegaskan.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler