Revitalisasi Teluk Benoa Diyakini Lestarikan Budaya Bali

Sabtu, 17 Januari 2015 – 17:44 WIB
Revitalisasi Teluk Benoa Diyakini Lestarikan Budaya Bali. Foto Istimewa

jpnn.com - JAKARTA - Budayawan Bali I Gusti Ngurah Bagus Muditha mengatakan revitalisasi Teluk Benoa memiliki konsep pengembangan daerah wisata berbasis adat dan budaya Bali. Karena konsepnya mengedepankan pelestarian lingkungan dan pengembangan usaha masyarakat setempat.

"Revitalisasi Teluk Benoa, saya yakin sudah sesuai adat dan budaya Bali. Karena, saya lihat di konsepnya ada jarak antara pulau, ada pengaturan alur laut seperti sistem Subak. Bali juga lebih clean dan clear, karena pastilah sebagai daerah wisata, lingkungan yang ada akan dijaga kebersihan dan kelestariannya," kata saat dihubungi wartawan, Sabtu (17/1).

BACA JUGA: Kabupaten Tanah Karo Paling Akhir Gelar Tes CPNS

Di sisi lain, dalam rencana revitalisasi tersebut kelestarian hutan mangrove di Teluk Benoa juga dijaga dan dipelihara dengan baik. Kalau revitalisasi Teluk Benoa dilakukan, kata Turah Pemayun ini, secara otomatis menambah'brand' wisata baru di Bali. Sehingga wisata Bali tidak monoton.

Di Teluk Benoa, selain fasilitas-fasilitas bagi wisatawan juga nantinya ada pusat budaya, pusat kegiatan nelayan, pusat pengembangan biotani. "Pulau Pudut, nantinya akan menjadi pusat budaya, dan edukasi Bali. Apalagi letak Pulau Pudut itu di Utara Timur, pas sekali dengan filosofi dan budaya Bali," kata Undagi Bali (Arsitektur tradisional) ini.

BACA JUGA: Tepis Isu Ikan Makan Manusia, Gelar Bakar Ikan di Pelelangan

Untuk itu dia menyangkal adanya pembentukan opini bahwa revitalisasi Teluk Benoa pembangunan yang akan berpotensi merusak kebudayaan pulau Dewata. Kebudayaan Bali, katanya, tidak akan tergerus justeru semakin melestarikan kebudayaan yang ada.

"Entah logika apa yang digunakan untuk menciptakan asumsi yang terlihat provokatif itu. Mereka yang berasumsi revitalisasi akan merusak kebudayakan itu karena belum melihat konsepnya secara komprehesnif. Asumsi itu hanya khayalan negatif mereka saja. Realitanya, tidak seperti itu," tegasnya.

BACA JUGA: Kemendagri Segera Minta Klarifikasi Gubernur Sumut

Dia menambahkan, revitalisasi Teluk Benoa mengandung konsep Tri Hita Karana, bagaimana pembangunan yang ada berdasar pada hubungnan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.

"Sekarang kita lihat eksistingnya Teluk Benoa. Banyak sampah menumpuk, siapa yang akan benahi kalau tidak ada revitalisasi?" pungkasnya. (Fat/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bromo Banjir Sampah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler