JAKARTA - Meningkatnya harga minyak mentah dunia menjadi pertimbangan pemerintah Indonesia untuk mengizinkan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) menjual stok minyaknya.?Paling lambat November, sebanyak 7,2 juta barel minyak akan dijual ke spot market (pasar utama).
"Saat ini, stok minyak sekitar 12 juta barel, tapi tidak bisa dilepas semuaHarapan saya, sekitar 60 persen dari stok minyak mentah itu yang bisa dilepas ke spot market," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita Herawati Legowo di kantornya, Rabu (6/10).
Di samping harga minyak mentah yang cukup baik, pelepasan stok minyak mentah itu diharapkan mampu meningkatkan realisasi lifting minyak sesuai yang ditargetkan pemerintah dalam APBN-P 2010
BACA JUGA: Tuntut DBH Hutan Lindung
Seperti diketahui, realisasi lifting minyak periode Januari-September 2010 masih berkisar 940 ribu barel per hariBACA JUGA: Perbankan Dibujuk Ikut Lestarikan Batik
Apalagi, sejumlah penghentian produksi minyak akibat kebijakan yang terencana (planned) maupun yang tidak terencana (unplanned) telah menyebabkan turunnya produksi minyak hingga 194.500 barel per hariDi sisi lain, musim dingin di belahan bumi utara telah diperkirakan bakal meningkatkan permintaan minyak mentah global pada kuartal IV 2010 ini
BACA JUGA: BI Kembali Tahan BI Rate di Angka 6,5 Persen
Oleh karena itu, Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (BP Migas), R Priyono meminta KKKS yang realisasi produksinya masih di bawah target bisa lebih semangat melihat potensi minyak dan gas bumi (migas) di wilayah kerjanyaKonkretnya, mereka diimbau untuk mengaktifkan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi"Untuk kontraktor yang produksinya sudah sesuai atau melebihi target harus dipertahankan, bahkan kalau bisa meningkatkan produksinya," kata dia.
Sesuai rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (R-APBN) 2011, produksi minyak ditarget 970 ribu barel per hari, produksi gas 7.769 juta standar kaki kubik, dan cost recovery sebesar USD 12,33 miliarMenurut dia, target itu merupakan tantangan yang harus terus diusahakan supaya tercapai, bukan saja oleh pemerintah, namun juga oleh KKKS"Semua pihak harus bekerja keras untuk mencapai target ini," ungkapnya.
Dengan memberikan persetujuan WP&B (work program & budget) 2011 sebelum 31 Desember 2010, lanjut Priyono, diharapkan program 2011 dapat dijalankan tepat waktu sesuai rencana kontraktor"Evaluasi dan persetujuan WP&B adalah pekerjaan utama BP Migas, sehingga proses ini harus mendapatkan dukungan penuh oleh berbagai pihak," lanjutnya.
Jumlah wilayah kerja yang akan dibahas dalam WP&B 2011 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnyaUntuk wilayah kerja eksplorasi, meningkat 30 persen dari 126 menjadi 163 wilayah kerjaSedangkan untuk wilayah kerja eksploitasi meningkat dua persen dari 65 menjadi 66"Proses persetujuan harus dilakukan secara terintegrasi, efektif, dan efisien, sehingga dapat diselesaikan tepat waktu," jelasnya(wir/fat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Esia-Axis Berlomba Service Jemaah Haji
Redaktur : Tim Redaksi