RI-Malaysia Tukar Tahanan

Selasa, 17 Agustus 2010 – 07:16 WIB

BATUAMPAR  - Pemerintah Indonesia dan Malaysia capai kata sepakat untuk membebaskan para tahanan di kedua negeraMalaysia bersedia melepaskan tiga staf Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Batam yang disandera Jumat (13/8) lalu dengan konsekwensi tujuh nelayan asal negeri jiran yang ditangkap DKP dan Polair Polda Kepri ikut dibebaskan.

Kesepakatan tukar tahanan ini berjalan cukup alot sejak dua hari lalu

BACA JUGA: Protesnya Cuma Lisan, Diplomatiknya Ragu?

Tapi belum dipastikan kapan persisnya tahanan masing-masing negara dibebaskan
"Hasil diplomasi kedua negara telah positif

BACA JUGA: Malaysia Isyaratkan 3 WNI Segera Dibebaskan

Kami saling tukar tahanan tapi untuk jelasnya tanyakan ke DKP," ujar Kapolda Kepri Brigjen Pudji Hartanto Iskandar menanggapi masalah itu kepada Batam Pos (grup JPNN) sore kemarin (16/8).

Terpisah, Dirpolair Polda Kepri AKBP Yassin Kosasih mengatakan pihaknya telah mendapat konfirmasi langsung dari staf Konjen RI di Johor Bahru, Malaysia, Bambang Hiendrasto bahwasannya kedua belah pihak (RI-Malaysia,red) telah sepakat untuk saling membebaskan para tahanan tersebut.

"Betul, Pak Bambang (staf Konjen,red) mengatakan akan terjadi barter tahanan masing-masing," ujar Yassin usai reka ulang peristiwa penangkapan tiga staf DKP Batam itu di pelabuhan Batuampar kemarin (16/8).

Tiga warga negara Indonesia yang akan dibebaskan itu yakni Asriadi,40, Erwan,37, dan Seivo Grevo Wewengkang, 26
Mereka ditangkap Marine Police Malaysia (MPM) sekitar dua jam setelah kapal patroli Dolphin 05 milik DKP mengamankan  lima kapal nelayan asal Malaysia di perairan teritorial Indonesia atau tepatnya perairan Pulau Berakit, Bintan pada Jumat (13/8) lalu

BACA JUGA: Bila Perlu RI Tarik Dubes atau Usir Dubes Malaysia

Ketiganya hingga saat ini masih berada di Johor Bahru, Malaysia menunggu proses diplomasi kedua negara untuk dipulangkan ke Batam.

Yulisbar, ketua satker PSDKP Batam mengatakan proses negosiasi untuk kepulangan tiga stafnya itu masih berlangsungAda tiga pejabat DKP yang melakukan lobi di Malaysia yakni direktur sumber daya kelautan dan perikanan (SDKP) Happy Simanjuntak, direktur penanganan pelanggaran dinas kelautan dan perikanan (PDKP) Nugroho Aji dan Kadis KP2 Batam Suhartini"Lobi-lobi untuk barter tahanan itu sedang dilakukanNanti dikonfirmasikan lagi kapan proses pertukaran itu dilakukan," ujar Yulisbar di pelabuhan Batuampar kemarin.

Sementara tujuh nelayan asal Malaysia yang ditangkap dari lima kapal nelayan itu yakni Roszaidi, Bho Keen Soo, Razali, Faizal bin Muhamad,  Muslimin Bin Mahmud, Lim Kho Huan, dan Cheng A Chai

Tujuh nelayan ini masih diamankan DKP di markas Ditpolair Polda KepriHingga saat ini status mereka masih mengambang karena masih diperiksa intensif terkait keberadaan mereka di perairan yang menjadi teritorial Indonesia.

Ngaku Curi Ikan

Muslimin Bin Mahmud, Cheng A Chai dan Bho Keen Soo, tiga dari tujuh nelayan asal Malaysia itu mengaku telah melakukan pencurian ikan atau ilegal fishing di perairan Indonesia sebelum tertangkapKetiganya adalah nahkoda masing-masing kapal nelayan yang diamankan saat itu.

Ketiganya berdalih terpaksa melakukan anker dan menebar jaring di perairan tersebut sejak pukul 15.00 waktu setempat karena kapal mereka hanyut dari perairan Malaysia ke Indonesia.

"Kami berada dibawa Pulau Lima, MalaysiaTapi arus menghanyutkan kapal kami ke situ (lokasi penangkapan,red)," kata ketiganya kepada aparat keamanan disela-sela proses reka ulang penangkapan itu kemarin.

Muslimin menuturkan posisi kapalnya kala itu berada pada koordinat 124-170 N - 104-23-200 T sedangkan Boo Ken Soo mengaku berada pada koordinat 124-070 N - 104-22-870 T sementara Cheng A Chai mengaku berada pada posisi 124-342 N - 104-22-223 T

Dua kapal lainnya kata mereka berada tak jauh dari titik koordinat diatas tapi setelah dibela oleh MPM, ABK dua kapal itu berhasil meloloskan diriTim DKP sendiri tak berhasil menggiring satu dari lima kapal nelayan tersebut karena dicegat MPM saat itu.

Dari hasil reka ulang yang melibatkan tiga tahanan tersebut terlihat jelas bahwasannya lokasi dimana mereka mencuri ikan adalah wilayah teritorial IndonesiaReka ulang ini disaksikan juga oleh pihak Lanal Batam, DKP Batam, Ditpolair Polda KepriSetelah memastikan titik koordinat penangkapan, tim juga bertolak ke lokasi dimana terjadinya penembakan dan penyanderaan tiga staf DKP Batam saat itu.

Ketiganya disandera MPM di wilayah perairan Indonesia paa posisi 116-819 N - 104-27-838 atau sekitar lima mil dari posisi dimana lima kapal nelayan asal Malaysia itu diamankan.

"Ketiganya ditangkap lima mil dari lokasi penyergapan lima kapal nelayan Malaysia ituArtinya, MPM telah menangkap mereka di wilayah kita (Indonesia,red)," ungkap Direskrim Polda Kepri Kombes Achmad Nurdin disela-sela reka ulang peristiwa itu kemarin.

Sementara Hermanto staf Satuan Kerja Pengawasan Dinas Kelautan yang memimpin penangkapan lima kapal nelayan asal Malaysia itu mengatakan kapal patroli mereka disergap MPM setelah lebih dari satu jam berusaha memboyong kapal dan para ABKnya ke Bintan untuk diperiksa lebih intensif.

AKBP Yassin Kosasih mengatakan dari keterangan staf DKP, MPM malam itu langsung melakukan tembakan peringatan sebanyak dua kali untuk menghentikan perjalanan pulang tiga staf DKP yang diamankan tersebutPosisi ketiganya berada di atas salah satu kapal nelayan yang tertangkap saat itu(spt)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Belum Dipastikan, Pertukaran 3 WNI dengan 7 Nelayan Malaysia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler