jpnn.com, JENEWA - Indonesia menyatakan kesiapan mendukung upaya penguatan kapasitas negara-negara berkembang di bidang ketenagakerjaan melalui skema Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST). Kerja sama ini penting guna mengingkatkan dialog sosial ketenagakerjaan antara pemerintah, pekerja dan pengusaha demi terwujudnya iklim ketenagakerjaan yang sehat.
Hal tersebut ditegaskan oleh Indah Anggoro Putri, Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri, Kementerian Ketenagakerjaan RI, dalam pertemuan sesi ke-332 Governing Body Organisasi Buruh Internasional International Labour Organization/ILO) di Jenewa, Swiss, Rabu, 14 Maret 2018 waktu setempat.
BACA JUGA: Perkuat Pelatihan Vokasi, Pemerintah Sinergi dengan Swasta
“Indonesia siap memberikan bantuan teknis kepada negara-negara berkembang, seperti pelatihan, pemagangan maupun pengiriman tenaga ahli,” kata Indah.
Pada kesempatan tersebut, Indah juga menyampaikan komitmen Indonesia yang terus mendukung kemitraan global dalam penguatan KSST, baik secara bilateral maupun trilateral, termasuk memperkuat kerja sama dengan ILO. Indonesia juga mendorong ILO dapat mendukung implementasi kesepakatan perlindungan pekerja migran di kawasan ASEAN atau ASEAN Consensus on the Protection and the Promotion of the Rights of Migrant Workers dalam kerangka KSST.
BACA JUGA: 2022, Indonesia Tegaskan Akan Bebas Pekerja Anak
Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO, dan Organisasi Internasional Lainnya di Jenewa, Swiss, Duta Besar Hasan Kleib, pada kesempatan yang sama menyatakan, sebagai salah satu negara yang berperan aktif dalam pelaksanaan KSST di tingkat global, Indonesia perlu memperkuat kemitraan dengan ILO untuk mengimplementasikan program-program KSST terkait masalah ketenagakerjaan.
“Kerja sama itu penting, karena ILO telah mengembangkan strategi KSST yang bertujuan memperkuat kapasitas pemerintah, pengusaha dan pekerja di negara-negara berkembang untuk menciptakan kerja layak sejak tahun 2012,” kata Duta Besar Hasan Kleib.
BACA JUGA: Dialog Pengusaha dan Pekerja Perkuat Industri Kepala Sawit
Penguatan Kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular dalam penciptaan kerja layak merupakan salah satu isu yang menjadi pembahasan sidang sesi ke-332 Governing Body (GB) ILO yang berlangsung di Jenewa, Swiss, sejak tanggal 12 hingga 22 Maret 2018 mendatang. Pertemuan tersebut dihadiri oleh wakil pemerintah, pekerja dan pengusaha yang menjadi anggota dan observer governing body ILO.
Dalam sidang ke 332 kali ini, GB juga akan membahas berbagai masalah institusional, program, dan anggaran ILO serta isu-isu kebijakan ketenagakerjaan global yang juga menjadi perhatian Indonesia. Seperti isu pekerja anak, kerja layak dalam pembangunan berkelanjutan, serta isu-isu terkait perlindungan pekerja lainnya.
GB merupakan badan eksekutif ILO yang memiliki tugas untuk memutuskan kebijakan, anggaran dan program-program ILO. GB terdiri dari unsur pemerintah, pengusaha dan pekerja. GB dari unsur pemerintah terdiri 56 negara dimana Indonesia saat ini menjabat sebagai Deputy Member.
Di era Presiden Joko Widodo, sebagai anggota G20, Indonesia terus meningkatkan pengaruhnya di dunia internasional. Terutama pada negara-negara yang tingkat perkembangannya di bawah Indonesia, atau sesame negara berkembang. Selain melalui forum ILO, peran Indonesia di bidang ketenagakerjaan juga ditunjukkan dalam forum Organisasi Kerja sama Islam (OKI).(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemnaker Berkomitmen Permudah Perizinan Pekerja Asing
Redaktur : Tim Redaksi